Lihat ke Halaman Asli

Adinda Putri Prihawati

D4 Bisnis Digital

Mengetahui Konsep Manusia dalam Bertuhan: Opini

Diperbarui: 11 Desember 2024   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simbol Kristen, Yudaisme dan Islam. (Sumber: Getty images, credit: Hanan Isachar) 

Mengenal Konsep Manusia dalam Bertuhan

Berakal dan berperasaan adalah hal yang melekat pada manusia, dan ini memiliki hubungan dengan bagaimana konsep manusia dalam bertuhan. Manusia berbeda dengan makhluk lain, karena manusia diberikan kemampuan bagaimana manusia mencari jati diri, menentukan hal yang baik dan buruk, tentang kebenaran, mengetahui makna, tujuan, dan akhir dari hidup mereka, serta hubungan manusia dengan “Tuhan-nya” yang sering kali menjadi dasar untuk tindakan dan pemikiran mereka.

Keberagaman Cara Bertuhan

Setiap manusia,  memiliki cara pandangnya masing-masing, begitu pula dengan cara mereka memandang berbeda dalam bertuhan dengan perbedaan yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, agama, dan pengalaman hidupnya. Dalam banyak tradisi agama, hubungan manusia dengan Tuhan dijalin melalui ritual-ritual keagamaan seperti doa, puasa, dan ibadah lainnya. Namun, tidak semua orang bertuhan melalui jalan agama yang formal. Beberapa orang mengalaminya melalui hubungan dengan alam, seni, atau pencarian spiritual yang lebih personal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun cara bertuhan bervariasi, tujuan utama dari pencarian tersebut adalah sama, yaitu untuk menemukan kedamaian, makna, tujuan, dan akhir hidup yang mereka pilih.

Akal Budi dalam Bertuhan

Sering kali menjadi topik yang menarik bagi para pemikir. Manusia, dengan segala kemampuannya, selalu berusaha memahami Tuhan yang sifatnya melampaui batasan akal. Sering kali, usaha ini berujung pada berbagai tafsiran dan gambaran Tuhan yang berbeda-beda, yang tidak jarang dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial. Ini menunjukkan bahwa manusia, meskipun memiliki akal yang canggih, tetap berada dalam keterbatasan ketika mencoba memahami Tuhan yang tidak terjangkau oleh akal.

Dengan demikian, konsep Tuhan dalam banyak ajaran agama seringkali tidak hanya bisa dipahami melalui logika dan akal sehat, tetapi juga melalui pengalaman spiritual dan rasa batin. Pengalaman langsung sangat penting, seperti perasaan kagum terhadap kebesaran alam atau pengalaman religius pribadi, menjadi cara lain untuk manusia bisa mengenal Tuhan-nya. Oleh karena itu, bertuhan tidak hanya soal pemahaman intelektual, tetapi juga tentang pengalaman yang melibatkan hati dan perasaan.

Bertuhan dalam Kehidupan Sehari-hari

Dengan perspektif yang lebih luas “Bertuhan” tidak hanya terbatas pada ritual atau ibadah, tetapi seharusnya juga tercermin dalam cara manusia berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Konsep Tuhan yang dipahami sebagai sumber kasih, keadilan, dan kebaikan sudah semestinya mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kejujuran, kasih sayang, rasa hormat, dan kepedulian terhadap sesama adalah bagian dari manifestasi dari pemahaman manusia terhadap Tuhan.

Kehidupan modern yang penuh dengan tantangan moral dan sosial semakin mempertegas pentingnya bertuhan dalam cara yang lebih lagi. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, konflik, dan permasalahan sosial, tindakan manusia yang mengedepankan nilai-nilai ketuhanan dapat membawa perubahan positif. Bertuhan tidak hanya membuat seseorang lebih religius secara pribadi, tetapi juga lebih peduli terhadap kesejahteraan orang lain dan lingkungan sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline