Lihat ke Halaman Asli

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

Diperbarui: 17 Maret 2020   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. 

Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. 

Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Agar dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 kita harus melakukan beberapa langkah pencegahan:

  • Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.
  • Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.
  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.
  • Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut.
    Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu, dan COVID-19.
  • Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda.
    Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
  • Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut -- terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.

Tertularnya Coronavirus yang telah terjadi diberbagai negara termasuk Indonesia salah satunya, menjadikan masyarakat takut dan panik sehingga hampir seluruh rector universitas, sekolah tinggi dan akademik mengambil keputusan untuk mengadakan perkuliahan online demi mengantisipasi terjadinya penularan Coronavirus tersebut. 

Memang menakutkan ketika mendengar di beberapa negara lain sudah memakan banyak korban akibar coronavirus tetapi, di Indonesia sendiri penyebaran viruscorono ini terjadi amat begitu lambat,tidak seperti negara lain yang satu hari bisa bertambah hingga ratusan jiwa sedangkan di Indonesia hingga hari ini tanggal 17/3/2020 tercatat  angka positif COVID-19 pada Senin (16/3/2020) kemarin adalah 134 kasus. 

Angka positif COVID-19 yang diumumkan pada Selasa (17/3/2020) ini menjadi 172 kasus. Berarti ada lonjakan 38 kasus positif COVID-19 dalam sehari. Demgan lonjakan 38 kasus positif COVID-19 dalam sehari ini, kenapa Jokowi tak lakukan Lockdown untuk mengatasi Coromavirus ini ? 

Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menerapkan lockdown atau penguncian akses wilayah baik secara regional maupun nasional di Indonesia. Salah satunya yakni mempetimbangkan berbagai akses ekonomi. 

Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan banyak hal yang harus dipertimbangkan dari sisi ekonomi ketika pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown. Mengingat, sebagian besar pasokan barang di DKI Jakarta masih bergantung dari luar. 

"Kalau dari sisi kami hanya lihat dari aspek ekonominya karena banyak hal yang harus dipetimbangkan dengan struktur ekonomi kita sepeti ini dan ketergantungan kita tehadap keluar masuknya barang teutama provinsi DKI ini pasokan bahan pangan pokok barang barangnya di luar DKI sehingga harus dipertimbangkan betul,"

 jikalau masih mempertimbangkan soal perekonomian masyarakat , kenapa masyarakat Indonesia tidak dibiayakan sajah oleh pemerintah untuk kurun waktu 14 hari ini ? Lebih baik rugi membiayakan masyarakat Indonesia dibandingkan jutaan nyawa penduduk Indonesia terancam. Tercatat pada ( 17/3/2020 ) Jumlah pasien sembuh dari COVID-19 bertambah satu, dari yang semula berjumlah 8 orang, kini menjadi 9 orang. 

Kasus positif COVID-19 yang meninggal dunia tetap berada pada angka 5 orang. Meski begitu, ada kabar dari berbagai daerah mengenai pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia, namun pemerintah pusat belum bisa memastikan apakah itu termasuk dalam angka 5 orang meninggal dunia itu atau di luar 5 orang yang meninggal dunia itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline