Pada zaman yang serba digital ini masyarakat Indonesia mulai melupakan tradisi membaca buku, terutama dikalangan remaja kini yang lebih suka belajar dengan menonton video. Hal ini tidak bisa kita salahkan, karena memang banyak platform aplikasi yang menawarkan video-video maupun podcast edukasi. Namun hal tersebut tidak dapat kita bandingkan belajar dengan membaca, karena informasi yang didapatkan akan lebih luas. Dalam membuat informasi, harus diperhatikan bahwa data tersebut faktual dan saling berhubungan sehingga dapat dipahami dengan baik oleh penerima informasi.
Menurut KBBI, misinformasi adalah berita palsu dan merupakan pelanggaran negatif terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi online, khususnya di media sosial. Wikipedia mendefinisikan hoax sebagai upaya untuk menipu penerima informasi agar mempercayai sesuatu yang salah. Dan informasi palsu tersebut jelas-jelas diketahui oleh para pencipta informasi tersebut, dengan tujuan untuk memberikan inspirasi kepada penerima informasi tersebut atau mengubah arah pemahamannya terhadap suatu hal.
"Hoax" merupakan berita bohong yang direkayasa oleh oknum tertentu untuk menutupi informasi sebenarnya atau merubahnya menjadi sesuai dengan kemauan si pembuat hoax. Dan dilansir dari situ Kominfo, terdapat sebanyak 800.000 situs penyebar hoax di Indonesia. Adanya hoax ini dapat mengusik perdamaian dan perlu untuk diatasi.
Apalagi sekarang semua kalangan dapat mendapatkan informasi dan menyebarkannya dengan mudah, sehinggaa kemudahan teknologi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan perdamaian, bukan malah merusak perdamaian itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, perlu kiranya untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengelola informasi yang marak tersebar saat ini, terutama mengenai hoax. Maka dari itu, permasalahan ini harus segera
diatasi atau minimal dapat di minimalisir.
Salah satu langkah yang diharapkan dapat kita lakukan adalah melalui jangkauan edukasi dan sosialisasi guna menjadi cara yang paling efektif dalam menghambat persebaran hoaks, diperlukan adanya edukasi ciri-ciri berita yang dapat mempermudah remaja untuk membedakan berita hoaks dan berita benar.
"GAMELAN: Game Melawan Kebohongan"
Game Kartu Melawan Kebohongan merupakan rancangan solusi dari pencegahan memilah berita mana fakta
atau bukan. Permainan ini berbentuk kartu dan dapat dimainkan oleh semua kalangan. Dengan game ini, pemain diharapkan terbentuk sikap kritis dalam memilah informasi dan tertarik membaca berita secara runtut agar tidak terjadi misinformasi.
TATA CARA BERMAIN GAME
1. Terdapat 4 pemain dalam game atau lebih, masing-masing pemain memegang 2 jenis kartu (Kartu Kebohongan dan Kartu Kebenaran)
2. Kartu Informasi di taruh di tengah-tengah pemain
3. Kartu Informasi di keluarkan
4. Mengeluarkan Kartu, Setiap pemain diberikan waktu untuk mengeluarkan jenis kartu (kebohongan dan kebenaran) dari kartu informasi tadi
5. Sesi Diskusi, Para pemain diberikan waktu untuk berdiskusi mengenai alasan dari kartu yang mereka keluarkan
6. Hasil Akhir, Jawaban dari bohong/benar nya suatu informasi ada di balik kartu informasi
Dengan diciptakannya permainan "GAMELAN" ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada pada penyebaran berita hoaks dan bisa meningkatkan minat baca agar tidak terjadi kesalahan dalam menangkap informasi yang berkepanjangan. Selain itu, permainan ini dapat membuat masyarakat agar berpikir lebih kritis dan kerap menyaring informasi yang di dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H