KOMPASIANA.COM, MALANG - Di tengah hiruk-pikuk Kampung Industri Gerabah Pagelaran, sebuah inisiatif pengabdian masyarakat bertransformasi menjadi sebuah narasi kebudayaan yang menggugah. Program ini tidak sekadar menciptakan produk, tapi juga mengukir cerita. Kini, gerabah tradisional yang telah lama menjadi kebanggaan Pagelaran, dibawa ke panggung yang lebih luas melalui kombinasi material modern: resin dan concrete. Kolaborasi ini lahir dari keinginan untuk mengangkat nilai estetika gerabah Pagelaran, tidak hanya sebagai barang fungsional tetapi juga sebagai hiasan interior yang menawan. Tidak terbatas pada skala kecil, inovasi ini juga menargetkan pasar menengah hingga besar, menandakan sebuah lompatan ambisius dalam industri souvenir lokal.
"Pengabdian ini tak hanya berhenti pada penciptaan produk. Ada misi lebih dalam misalbya pendampingan sumber daya manusia." Paparan Iriaji, sebagai ketua pelaksana.
Warga setempat diajak untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka, membuka peluang baru dalam peningkatan kualitas hidup. Edukasi kebudayaan lokal menjadi pusat dari kegiatan ini, memberikan nilai tambah pada setiap souvenir yang diciptakan. Setiap karya yang dihasilkan bukan sekadar objek mati, melainkan wujud nyata dari kearifan lokal yang telah diperkaya dengan sentuhan modern. Inisiatif ini berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan industri, menempatkan Kampung Industri Gerabah Pagelaran sebagai titik terdepan dalam industri souvenir. Dengan harapan besar, program ini dijalankan. Souvenir-souvenir yang tercipta tidak hanya menjadi simbol kecintaan terhadap kebudayaan, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa hilirisasi industri kerajinan dapat dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H