Sinetron merupakan acara televisi yang memiliki genre fiktif yang dibuat khusus untuk media elektronik. Namun, dalam praktiknya, saat ini sinetron biasa menjadi sebutan untuk film serial yang ada di dalam media televisi.
Sinetron pertama di Indonesia memiliki judul "Sebuah Jendela" yang ditayangkan oleh saluran televisi TVRI pada tahun 1962. Pada masa itu, sinetron TVRI awalnya dianggap memiliki kualitas yang kurang baik karena diproduksi oleh pegawai saluran televisi saja dan tidak bersama pekerja seni film lain. Hingga pada akhir tahun 1980, TVRI akhirnya bekerja sama dengan sutradara film yang berpengalaman agar dapat memberikan sinetron yang baik untuk ditampilkan di televisi.
Di masa sekarang, Sinetron sering dianggap sebagai tayangan yang memiliki kualitas rendah dibandingkan dengan acara tv atau drama dari negara lain. Alasannya adalah cerita sinetron dianggap kurang mendidik serta sering mengandalkan alur yang berulang serta mudah diprediksi. Selain itu. Sinetron juga seringkali berfokus pada membuat episode sebanyak mungkin tanpa memikirkan kualitas detail tayangan untuk memaksimalkan profit.
Lain halnya dengan sebuah web series. Web series merupakan film pendek yang ditayangkan di sebuah website internet dan dibagi menjadi beberapa episode. Sekilas, web series mirip dengan sinetron. Namun, terdapat banyak perbedaan diantara keduanya. Diantaranya adalah Sinetron disiarkan pada televisi konvensional di waktu tertentu, sementara web series disiarkan dalam format daring dan dapat diakses kapan saja.
Selain itu, perbedaan lainnya adalah Sinetron seringkali tayang dengan episode yang panjang serta cerita yang dramatis, Sedangkan web series biasanya memiliki durasi yang lebih pendek serta fleksibel dalam memilih alur cerita serta kreativitas produksi.
Dari perbedaan tersebut terlihat juga ketimpangan antara sinetron dengan web series. Ketimpangan ini terlihat dari format, produksi, dan distribusi. Sinetron cenderung memiliki format yang sudah terikat serta waktu tayangnya yang cepat. Sinetron juga sering menggunakan alur cerita yang rumit dan berlebihan. Namun, karena adanya keterbatasan waktu juga membuat sinetron lambat dalam mengeksplorasi karakter lebih dalam.
Di sisi lain, web series tayang dengan format daring dan banyak diproduksi dengan independen atau diwadahi oleh platform digital. Web series memiliki fleksibilitas dalam durasi episode dan jadwal tayang serta memungkinkan eksperimen atau eksplorasi yang lebih besar dalam segi plot cerita dibanding sinetron.
Menurut survei yang dilakukan oleh Indikator politik, masih ada 36,1% responden masyarakat indonesia yang masih sering menonton TV, dan 45,7% dari jumlah tersebut sangat menikmati acara hiburan seperti pertandingan olahraga dan sinetron.
Alasan dibalik banyaknya jumlah penonton tayangan hiburan ini adalah Sinetron memiliki plot cerita yang menggugah emosi sehingga bisa membuat penonton tertarik sebagai tayangan istirahat setelah menjalani rutinitas. Alasan lainnya adalah beberapa sinetron dapat membuat sinetron terjebak dengan karakter di dalamnya secara emosional. Bahkan sampai ada seorang penonton setia yang gregetan melihat tokoh antagonis yang ada di dalam sinetron tersebut.
Saat menonton sinetron, penonton memiliki peran penting untuk menyikapi tayangan tersebut. Hal yang dapat dilakukan oleh penonton diantaranya menonton secara kritis dan tidak langsung menerima apa yang ditampilkan, bersikap selektif, memiliki pemahaman bahwa tayangan tersebut hanya hiburan, serta berdiskusi dengan orang lain untuk memahami lebih pesan yang disampaikan oleh tayangan tersebut. Diharapkan dengan pendekatan tersebut, masyarakat bisa lebih bertanggung jawab dan sadar dalam menyikapi sinetron dan tayangan lain yang mereka tonton.