Lihat ke Halaman Asli

Perspektif Mereka akan "Drama Korea"

Diperbarui: 6 Desember 2018   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Jakarta  

Pernahkah kamu mendengar istilah Drama korea atau yang sering disebut "Drakor" ? sebelumnya apakah kamu mengetahui apa itu Drama Korea (Drakor) ? . Drama Korea merupakan suatu drama televisi di Korea Selatan yang mana dalam sebuah format berupa miniseri

Banyak dari drama korea yang telah menjadi populer di seluruh Asia dan telah memberi kontribusi pada fenomena umum dari gelombang Korea, dikenal sebagai "Hallyu" dan juga "Demam Drama" di beberapa negara seperti di negara-negara Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, drama Korea meraih popularitasnya dan drama populer Korea Winter Sonata dan Endless Love ditayangkan oleh Surya Citra Media pada tahun 2002. 

RCTI dan Indosiar adalah dua stasiun televisi yang sering menyiarkan drama Korea pada jaman dulu. Biasanya drama korea sendiri hanya mempunyai episode yang tidak begitu panjang yang mana hanya memiliki 16 - 20 episode saja pada jaman sekarang. Tetapi memang ada juga drama korea yang disiarkan pada hari weekend yang sebagian besar bertemakan keluarga yang memiliki episode yang lumayan banyak yaitu 50 - 100an. Episode tersebut memang terbilang sangat panjang kalau di dalam drama korea.

 Drama Korea merepresentasikan budaya Korea Selatan di dalam tayangan-tayangannya. Hal ini menjadi menarik karena internalisasi budaya pada produk hiburan akan dinikmati secara tidak sadar.Dengan demikian, produk hiburan menjadi strategi penyebaran kebudayaan yang dilakukan Korea Selatan melalui Drama Korea.

 Topik  yang akan saya bahas yaitu perspektif seseorang terhadap adanya "Drama Korea" yang saat ini sedang booming di Indonesia. tentang bagaimana reaksi mereka dengan adanya fenomena "Drama Korea" yang menjadi sebuah isu yang hangat diperbincangkan saat ini.

Saya juga mengumpulkan 3 narasumber dengan latar belakang sama yaitu para mahasiswa yang termasuk dari generasi milenial saat ini, dimana narasumber ini akan diklasifikasi kedalam 3 kategori. Yaitu kategori Penyuka Drama Korea (Kdrama Lovers), kategori Netral (tidak terlalu mengikuti tentang Drama Korea), dan kategori Tidak suka dengan Drama Korea.

Berikut hasil wawancara saya terhadap 3 narasumber dengan perspektif mereka akan "Drama Korea" :

  • Pewawancara
  •  : menurut kamu pribadi, bagaimana opini kamu terhadap "Drama Korea" ?
  • Sela Fajar Rini (Mahasiswa) - (kategori Kdrama Lovers)
  • : aku sih suka sama banget sama drama korea, karena gimana ya kalo nonton drama korea tuh serasa kaya kita juga ikut berperan jadi pemainnya gitu. Alurnya pun beruntut dan latarnya di drama - drama korea itu enggak ngebosenin, enak aja gitu diliatnya dan enggak monoton gitu. Trus di dalam drama korea itu akting aktor dan aktris nya totalitas banget aktingnya sih gak lebay sama sekali. Dan yang kusuka sama drama korea itu di setiap drama korea pasti ada pesan moral yang didapat, jadi kita kalo nonton drama korea itu enggak cuma bertumpu ama alur ceritanya aja tapi juga ada pesan moralnya yang sering kita dapat di kehidupan kita sehari - hari. Di drama korea itu juga gak cuman genre romance doang, tapi ada juga genre comedy, genre mellow nya juga banyak banget pokoknya. Aku juga sering banget update tentang drama korea even itu di instagram di twitter pokoknya di sosial media aku bakal update sih drama - drama korea yang lagi ongoing atau yang lagi coming soon itu apa aja. That's why aku suka banget sama drama korea.

  • Pewawancara
  • : menurut kamu pribadi, bagaimana opini kamu terhadap "Drama Korea" ?
  • Meredian Okiana (Mahasiswa) - (kategori Netral)
  • : gue sih biasa aja ya ama drama korea, suka banget enggak benci juga enggak, ya biasa aja sih hehehe. Ya intinya sih kalo lagi mood nonton drama korea ya gue nonton aja. Soalnya gue orangnya musiman banget hahahahaa, beda sama orang yang suka drama korea garis keras mah. Terakhir gue liat drama korea aja pas SMA, itu pun  gue lupa judul dramanya apaan. Gak terlalu update juga gue sama drama korea saat ini. Kalau tahu pun ada drama korea apa aja, paling gue liat cuplikan - cuplikan adegan drama korea nya di Instagram, banyak sih kalo di Instagram mah. Soalnya overall balik lagi tergantung mood gue sih. Nunggu mood gue bagus baru gue tonton drama nya. Entah itu pemainnya atau alur ceritanya bagus selama mood gue ga bagus ya gue ga nonton dulu ampe mood gue balik bagus lagi. Nah trus kalau gue udah mood, mood gue masih gue pisah lagi, maksudnya kek mood ini tuh lebih ke pengin nonton genre drama korea yang kek gimana. Misalnya mood gue lagi sedih, gue pengin nonton drama korea genre mellow, mood gue lagi happy, gue pengin nonton yang genrenya romance - comedy gitu. Untuk pemainnya sih penting banget ya, karena gue jatuhnya kan kayak fans musiman, ya gue paling apal pemain - pemain terkenal doang sih, yang sering lalu lalang main di drama - drama korea terkenal gitu hehehe.

  • Pewawancara
  •  : menurut kamu pribadi, bagaimana opini kamu terhadap "Drama Korea" ?
  • Arjuna Yudha Saputra (Mahasiswa) - (kategori Tidak suka dengan Drama Korea)
  • : gue emang gak suka nonton drama korea, alesannya ya gue gak bisa bedain muka - muka pemainnya, kan mirip - mirip ya tuh muka hampir sama semua hahahaha. Karena menurut gue ya emang wajah nya sama semua kecuali warna rambutnya hehehehe. Trus gue gak suka nonton ya karna gue cowok ya, drama korea bagi gue emang kurang macho lah. Cowok nya pada cantik - cantik gitu kayak cewek hahaha, oiya sama alurnya sih yang menurut gue ga sreg, alur nya yang terkesan dramatis banget trus bikin nangis menye - menye gitu. Gak demen dah gue.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa perspektif seseorang terhadap fenomena ini cenderung berbeda - beda. Ada yang pro da nada yang kontra, ada juga yang netral. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa memang tidak semua Tren yang lagi lejit saat ini seperti "Drama Korea" yang sukses menghipnotis generasi milenial terutama pada kaum wanita misalnya. Tak menutup kemungkinan bahwa Tren yang hampir semua orang sukai tidak sebagian kecil yang kontra terhadap fenomena ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline