Lihat ke Halaman Asli

Workshop Pembuatan Tempe di KBRI Den Haag

Diperbarui: 17 Mei 2024   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Workshop Pembuatan Tempe di kantor DWP KBRI Den Haag, Senin 13 Mei 2024. Bersama Ibu Duta Besar Republik Indonesia di Belanda (kanan depan) | Foto; Dok Pribadi

Tempe merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digandrungi oleh masyarakat Asia terutama Indonesia. Tempe merupakan bahan pangan tinggi protein yang berbahan dasar kacang kedelai yang difermentasi oleh jamur/kapang Rizophus oligosporus sehingga memiliki tekstur yang chewy dan lembut. Tempe termasuk makanan khas Indonesia yang relatif mudah dicari khususnya di pasar swalayan Asia maupun toko makanan Indonesia, khususnya yang berada di Den Haag. 

Selain dengan cara membeli di toko, tempe juga dapat dibuat di rumah dengan catatan harus memiliki ragi tempe. Ragi tempe yang digunakan merupakan kultur benih jamur Rizophus oligosporus dalam tepung siap pakai yang dibawa langsung dari Indonesia. Cara pemakaian ragi tempe sama dengan membuat tempe di Indonesia.

Kegiatan Workshop Pembuatan Tempe di Kantor DWP KBRI Den Haag, Senin 13 mei 2024. Bersama Ibu Atdikbud & Anggota DWP KBRI Den Haag. | Foto; Dok Pribadi

Senin (13/04/2024) Dharma Wanita Persatuan KBRI Den Haag menyelenggarakan “Workshop Pembuatan Tempe” yang dipandu oleh Adinda Farhanah Nursya’bani, seorang Mahasiswa Pendidikan Biologi UPI yang sedang melaksanakan Program Penguatan Profesional Kependidikan (P3K) di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH). 

Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Ibu Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Den Haag, Yati Setiabudi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Den Haag bahwa tempe dapat dibuat di rumah dengan memanfaatkan bahan dasar lain yang lebih mudah ditemukan di Belanda yaitu Chick Peas atau Cicer arietinum yang dikenal sebagai kacang arab di Indonesia. 

Terdapat perbedaan cara pembuatan tempe di Belanda dengan di Indonesia, yaitu kacang yang digunakan sudah matang dan tidak perlu direbus terlebih dahulu. Sehingga kacang hanya perlu dibersihkan dari kulit arinya dan dibilas menggunakan air bersih sebelum diberi ragi untuk lanjut ke tahap fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 2-3 hari dengan pnyimpanan di tempat kering cenderung hangat dan tidak dingin.

Kegiatan Workshop Pembuatan Tempe di Kantor DWP KBRI Den Haag, Senin 13 Mei 2024. Anggota DWP KBRI Den Haag. | Foto; Dok Pribadi

Tempe dengan bahan dasar Chick Peas memiliki rasa yang relatif sama dengan tempe yang berbahan dasar kacang kedelai sehingga bahan dasar tersebut bisa menjadi salah satu alternatif jika ingin mengonsumsi makanan dengan cita rasa Indonesia. 

Kegiatan Workshop pembuatan tempe bersama anggota DWP KBRI Den Haag berbuah manis, yaitu menghasilkan tempe yang sesuai dengan harapan dan dapat dikonsumsi layaknya tempe di Indonesia. 

Meski berada jauh dari negara tercinta yang memiliki keanekaragaman jenis dan bentuk makanan, tidaklah menjadi penghalang untuk membuat makanan Indonesia. Justru hal ini mendorong warga Indonesia untuk mengeksplor bahan baku pengganti dalam rangka mencari alternatif agar memperoleh bentuk produk yang sama dengan cita rasa yang bahkan lebih baik dari yang ada di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline