Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air pada Infrastruktur Jalan di Daerah Rawan Banjir

Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.scribd.com/document/343510230/aspal-beton-berpori-sebagai-resapan-airInput sumber gambar

Hujan dengan intensitas normal membawa kebaikan bagi seluruh alam, fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini mengalami perubahan. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkannya dan menimbulkannya masalah banjir di suatu daerah tertentu. Banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga intensitas hujan yang tinggi dapat mengakibatkannya banjir seperti daerah resapan yang kurang baik, tanah tidak mampu menyerap air hujan sepenuhnya karena terdapat beberapa kendala seperti banyaknya bangunan diatasnya, pengerasan permukaan tanah seperti jalan aspal cor beton dan sebagainya.

Banjir sering terjadi, terutama di daerah dataran rendah dan perkotaan, dan disebabkan oleh ulah manusia, meskipun sering tidak disadari. Penyumbatan got saat hujan menyebabkan air menggenangi jalan, yang akhirnya menimbulkan banjir dan mengganggu pengendara. Genangan air di jalanan menjadi masalah bagi pengendara, dan beberapa solusi seperti memperlebar saluran air serta membangun jalan aspal sering diterapkan. Namun, perilaku buruk seperti membuang sampah sembarangan sering kali memperburuk situasi dengan menyumbat saluran air. Selain itu, pembangunan jalan aspal juga bisa memperparah banjir karena air tidak dapat meresap ke tanah, sehingga solusi ini tidak sepenuhnya efektif dalam mengatasi genangan air dan mencegah kecelakaan.

Solusi dari masalah tersebut terciptanya inovasi baru untuk mengatasi persoalan genangan air di jalanan perkotaan yang kerap mengakibatkan banjir sementara. Dengan menggunakan sistem drainase apabila terjadi hujan, aspal beton menyerap air dan langsung diteruskan menuju tanah. Sehingga mengurangi genangan air yang berada di jalan dan pengendara lebih aman. Penggunaan aspal penyerap air pada infrastruktur jalan telah menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan banjir di daerah rawan. Aspal konvensional sering kali menjadi penyebab terjadinya genangan air, karena sifatnya yang tidak mampu menyerap air secara efektif. Air hujan yang tidak terserap akan menggenangi jalan, memperparah kerusakan jalan, serta meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, teknologi aspal penyerap air muncul sebagai alternatif untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

Teknologi yang digunakan untuk mengatasi dampak negatif seperti permasalahan banjir yang kerap terjadi di daerah yang rawan adalah teknologi geopori. Teknologi geopori merupakan inovasi ramah lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan dengan memaksimalkan peresapan air ke dalam tanah. Teknologi ini bekerja dengan cara membuat lubang-lubang kecil (geopori) di permukaan tanah, yang berfungsi sebagai saluran air menuju lapisan tanah lebih dalam. Selain itu, penggunaan aspal penyerap air juga membantu memperbaiki kualitas air tanah karena air hujan dapat langsung diserap ke dalam lapisan tanah, mengisi kembali cadangan air tanah.

Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

Penerapan teknologi geopori pada infrastruktur jalan membutuhkan bahan-bahan yang tidak hanya tahan lama, tetapi juga mampu menyerap air secara efektif. Beberapa bahan utama yang digunakan dalam pembuatan aspal penyerap air meliputi :

  • Campuran Aspal Berpori (Porous Asphalt) : Campuran aspal berpori merupakan modifikasi dari aspal konvensional yang ditambahkan agregat besar yang meninggalkan ruang pori di antara partikel. Porositas ini memungkinkan air untuk mengalir melalui aspal ke lapisan bawah jalan.
  • Agregat Kasar dan Halus : Penggunaan agregat kasar dalam jumlah lebih besar dibandingkan agregat halus sangat penting dalam menjaga struktur pori. Agregat kasar seperti batu kerikil atau pecahan batu berperan dalam menciptakan ruang antar-partikel, sedangkan agregat halus digunakan dalam jumlah terbatas untuk memastikan air tetap dapat mengalir dengan baik.
  • Binder Aspal Modifikasi : Penggunaan binder aspal yang lebih fleksibel dan tahan air diperlukan agar lapisan aspal tidak cepat rusak. Binder ini juga dirancang agar tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan tekanan akibat beban kendaraan.
  • Geotextile dan Material Penyaring : Lapisan geotextile ditempatkan di bawah lapisan aspal untuk mencegah material halus dari tanah masuk ke dalam pori-pori aspal, sehingga porositas tidak tersumbat. Selain itu, material penyaring ini membantu menyaring air sebelum masuk ke dalam tanah, menjaga kualitas air yang terserap.
  • Lapisan Batu Resapan : Di bawah lapisan aspal penyerap air, lapisan batu resapan yang terdiri dari material batu dengan ukuran seragam diletakkan untuk menyimpan sementara air sebelum diserap oleh tanah di bawahnya.

Sketsa Instalasi Metode Pengaspalan Beton Berpori

Manfaat Teknologi Geopori Aspal Penyerap Air

Teknologi geopori aspal penyerap air memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam penanganan banjir dan pengelolaan air. Beberapa manfaat utamanya meliputi :

  • Pengurangan Genangan Air dan Banjir : Teknologi ini menyerap air hujan langsung, sehingga mengurangi aliran air di permukaan jalan dan risiko genangan yang memicu banjir.
  • Peningkatan Resapan Air Tanah : Teknologi ini meningkatkan resapan air ke dalam tanah dan membantu menjaga keseimbangan air tanah, terutama di perkotaan yang kehilangan lahan resapan alami.
  • Peningkatan Kualitas Air Tanah : Proses penyerapan air melalui lapisan pori dan material penyaring dapat membantu menyaring polutan dari air hujan, sehingga air yang masuk ke dalam tanah lebih bersih dan aman.
  • Mengurangi Beban pada Sistem Drainase Kota : Teknologi ini membantu mengurangi potensi banjir di kota dengan mengurangi air yang harus ditangani oleh sistem drainase.
  • Peningkatan Keselamatan Berkendara : Aspal penyerap air juga mampu mengurangi risiko aquaplaning, di mana air yang menggenang di permukaan jalan dapat menyebabkan kendaraan kehilangan traksi dan tergelincir.

Dampak Terhadap Lingkungan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline