Lihat ke Halaman Asli

Adinda Kayisa

Uin Sunan Ampel Surabaya

Model Evaluasi Pembelajaran di TKM NU 41 Mojopuro Wetan

Diperbarui: 26 Desember 2022   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam proses belajar guru akan mengukur keberhasilan anak dengan Evaluasi. Evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi atau data. Evaluasi juga disebut sebagai suatu objek (Yusuf,A. Muri 2017: 21). Evaluasi sangat penting untuk dilakukan karena dengan adanya evaluasi kita bisa mengetahui apa saja yang harus dipertahankan dan dikembangkan lagi. Evaluasi juga bisa digunakan untuk melihat kelemahan anak. Dari kelemahan tersebut kita bisa memperbaiki hal-hal yang mungkin kurang dikembangkan.

Maka dari itu dalam tulisan reportase ini saya membahas tentang Model  Evaluasi Pembelajaran di TKM NU 41 Mojopuro Wetan . Terletak di desa Mojopuro Wetan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik Jawa Timur. TKM NU 41 Mojopuro Wetan berdiri pada tahun 1981. Siswa siswi pada TKM NU 41 Mojopuro Wetan setiap tahun terus bertambah, karena siswa siswi dilembaga tersebut tidak hanya dari dalam desa, melainkan dari tetangga desa juga ada. Sekolah TKM NU 41 Mojopuro Wetan terpilih sebagai salah satu lembaga  yang lolos dalam Sekolah Penggerak angkatan 2, jadi di TKM NU 41 Mojopuro Wetan ini sudah menerapkan kurikulum merdeka sejak awal tahun ajaran baru kemarin. Sistem raport yang digunakan di TKM NU 41 Mojopuro Wetan Dalam sekolah penggerak sebenarnya masih memakai raport dalam hasil perkembangan anak, namun hanya saja format dan istilahnya berbeda yaitu Laporan Capaian Pembelajaran Anak (LCPA). Bedanya jika kurikulum k.13 evaluasinya masih memakai indikator yang sudah ditetapkan, sedangkan TKM NU Mojopuro Wetan sudah memakai kurikulum meredeka yang dilaporkan pada wali peserta didik adalah proses anak-anak selama kegiatan belajar di sekolah dan juga disertai penguatan jika ada analisis capaian yang belum terlaksana. Penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara. Tujuan dalam melakukan reportase ini adalah untuk mengetahui Model Evaluasi Pembelajaran di TKM NU 41 Mojopuro Wetan dan juga dapat memberikan manfaat untuk menambah eavaluasi pembelajaran pada anak usia dini dan penulis juga dapat memperoleh wawasan dan pengalaman terkait model evaluasi pembelajaran anak usia dini disekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di TKM NU 41 Mojopuro Wetan  bahwa Model evaluasi yang digunakan di TKM NU 41 Mojopuro Wetan menggunkan Model evaluasi yang diterapkan atau digunakan oleh TKM NU 41 Mojopuro Wetan sebagai berikut. Model evaluasi yaitu tes dan non tes. TKM NU 41 Mojopuro Wetan menggunakan model non tes seperti pemberian tugas, observasi, hasil karya, portofolio

  • Pemberian tugas
  • Pemberian tugas yaitu suatu penilaian berupa memberikan tugas kepada anak yang dikerjakan secara mandiri maupun kelompok. Pemberian tugas dilakukan dengan memberikan lembar kerja seperti menggunting, mewarnai, mencocok, eksperimen sains. Guru memilih pemberian tugas karna anak dapat memperoleh suatau materi yang telah guru berikan, jadi guru tau akan pola fikir anak tersebut dan mengetahui perkembangan anak tersebut.
  • Observasi
  • Observasi yaitu suatu kegiatan untuk mengamati anak tersebut. Guru memilih observasi supaya dapat memahami keterampilan anak dan perkembangan apakah anak tersebuat mulai ada kemajuan dalam pembelajaran.
  • Hasil Karya
  • Hasil karya yaitu hasil kerja anak dalam kreativitasnya yang dilakukan pada hasil karya, seperti menggambar. Guru memilih hasil karya karena dapat mengetahui proses perkembangan anak.
  • Portofolio
  • Portofolio yaitu kumpulan kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh peserta didik.

dalam mengukur kemampuan anak guru juga melakukan kegiatan recalling untuk mengevaluasi kegiatan pada hari itu. Evaluasi dilakukan sesudah istirahat dan saat sebelum pulang. Recalling merupakan kegiatan untuk mengemukakan apa yang dipelajari, dipikirkan, dirasakan  saat proses pembelajaran. Guru akam memandu secara bergantian, semua anak yang ada di kelas menceritakan pengalamanya yang terjadi saat sekolah.

Model evaluasi yang tidak diterapkan disekolah adalah tes karena membutuhkan waktu yang lama.

Kesimpulan yang saya ambil dari dari hasil wawancara dan observasi yakni model yang digunakan Pemberian tugas, observasi, hasil karya, portofolio, dalam mengukur kemampuan guru juga memberikan kegiatan recalling untuk mengevaluasi kegiatan. Model evaluasi yang tidak diterapkan adalah Tes karena membutuhkan waktu yang lama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline