Virus covid-19 yang telah menyebar di paruh waktu tahun 2020 kemarin telah menyababkan beberapa dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Tidak hanya berdampak besar bagi Indonesia virus covid-19 tersebut juga telah menyebabkan dampak yang sangat besar bagi dunia. Virus covid-19 telah menyebabkan dampak yang besar dari segala bidang, baik sari segi perekonomian,
pemerintahan, pendidikan, kesehatan dll. Tidak hanya masyarakat dari golongan rendah saja yang merdalan dampak dari covid-19 tersebut, masyrakat dari golongan menengah ke atas pun sampai ke pejabat-pejabat negara
pun juga ikut merasakan dampak dari covid-19 tersebut. Maka dari itu ada pembuatan vaksin untuk menangani virus covid-19, vaksinasi pertama dilakukan oleh negara Inggris Raya
pada tanggal 8 Desember 2020 yang dilanjutkan oleh United Emirates Arab, Amerika dan Kanda pada tanggal yang bersamaan yaitu tanggal 14 Desember 2020 dan yang akhirnya diikuti oleh beberapa negara lainnya. Seiring berjalnnya waktu Indonesia pun memutuskan untuk membuat vaksin itu sendiri.
Vaksin sinovac yang dibuat oleh biofarma telah di pakai untuk vaksinasi di indonesia, dan sekarang sedang dalam proses pengembangan vaksin merah putih dimana pemerintah bekerja sama dengan empat universitas dan dua lembaga. Keempat universitas itu yakni Universitas Airlangga (Unair),
Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sementara itu dua lembaga yakni Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Terlambatnya pengembangan Vaksin Merah Putih dan terjadi nya beberapa kendala dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih membuat opini masyarakat yang menganggap kurang majunya teknologi dan pengetahuan di indonesia. Ada beberapa kendala yang dialami ketika
melakukan pengembangan vaksin merah putih ini. Beberapa kendala yang dialami adalah relawan uji klinis tahap 3, karena dalam tahap 3 ini memerlukan relawan manusia untuk uji klinis. Sebab, saat ini, vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah
berjalan yang artinya hingga akhir tahun nanti diperkirakan sudah banyak masyarakat yang menerima vaksin Covid-19. Maka nantinya pencarian relawan uji klinis tahap tiga Vaksin Merah Putih akan menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti.
Namun ketua peniliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga ( UNAIR ), Bapak Fedik Abdul Rantam menuturkan soal relawan untuk uji klinis tahap 3 ini sudah disiapkan strategi alternatif yang mungkin akan melibatkan mahasiswa
Unair sendiri untuk menjadi relawan uji klinis tahap 3 ini. Sebelumnya uji pra-klinis vaksin tahap pertama dilakukan pada hewan uji transgenic mice, dan uji pra-klinik tahap kedua dilakukan pada hewan uji kera Macaca.