Lihat ke Halaman Asli

Proses dalam Industri AMDK (Air Mineral dalam Kemasan)

Diperbarui: 5 Januari 2023   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertama-tama mari kita buka dengan salam assalamu'alaikum WR. WB.  Salam sejahtera bagi kita semua semoga teman-teman bahagia dan sehat selalu tentunya 

Air dalam dunia industri di bagi menjadi tiga jenis air mineral, air demineral, dan raw mineral.  Lalu di bagi 3 lagi berdasarkan kandungan asam pada air tersebut ada air basa,air netral, dan air alkali ketiga jenis pertama di bagi berdasarkan mineral di dalam air tersebut dan ketiga jenis ke dua di bedakan berdasarkan ph air. 

Namun dari jenis-jenis air tersebut kali ini saya hanya akan menjelaskan proses air mineral dengan ph normal, untuk air demineral, raw mineral, air alkalin, dan air basa akan kita jelaskan di lain kesempatan. 

Ilmu ini saya dapatkan saat saya bekerja di salah satu perusahan AMDK dengan merek yang cukup terkenal di indonesia. 

1.SUMUR

di dasar tanah sana terdapat batu-batuan andesit yang mengandung banyak unsur seperti mineral dan zeloit  air yang menguap dari laut mengalami proses destilasi alami menguap menjadi titik-titik air karena tekanan atmosfer dan tarik menarik antara gravitasi bumi dan matahari air yang menguap melayang-layang di udara menjadi gerombolan awan lalu jatuh ke bumi menjadi hujan. Dalam teori air hujan adalah air tanpa mineral dan memiliki ph yang cenderung rendah saat meresap ke dalam tanah air dari hujan mengalami perubahan kandungan yang kita tidak tau bisa saja terkena bakteri dari kotoran hewan limbah rumah tangga bahkan bangkai. 

Lalu tersimpan di dalam tanah menjadi yang kita kenal sebagai sumber.  Sumber di bagi menjadi tiga kategori. Sumber dangkal berkisar 3 -12 m di bawah permukaan tanah, sumber sedang 12-50 meter di bawah permukaan tanah,dan sumber dalam di bawah 50 meter. Saat pengeboran sumur di industri AMDK  biasanya kita mengebor di kedalaman 100-150 M di bawah permukaan tanah hal itu di tujukan agar tidak mengganggu sumber mata air dari penduduk sekitar dan juga menghindari limbah dari rumah tangga berupa detergent kotoran ternak dan lain sebagainya.  

Setelah pengeboran selesai kita biasanya memasang casing untuk menghindari longsor tanah ke dasar sumber ber diameter 6" lalu di dalam casing itu baru kita masukan pompa berjenis 7 stage atau biasa di kenal submersible /pompa celup. Dari pompa di alirkan melalui pipa stainless menuju ground water tank 

2. Ground water tank 

Di sini  biasanya di batasi sekat pemisah di tengah-tengah ground water tank  berupa dinding setinggi 1 meter atau lebih  ini semua di desain untuk proses pengendapan lumpur yang sedikit demi sedikit terbawa oleh pompa air di dasar sumur. Bayangkan saja sebuah kubus yang besar lalu di tengah-tengahnya pada bagian dasar di buat sekat sampai tingginya kurang lebih 1/4 dari kubus itu. Pipa keluaran dari pompa biasanya memiliki arus air yang lumayan kuat. 

Anggap saja kubus yang di batasi sekat itu memiliki dua bagian bagian A di mana tempat itu adalah pertama kali air masuk dari sumber ke ground water tank dan pipa keluaran dari sumber itu harus panjang sampai ke dasar lantai ground water tank (kita singkat saja GWT  agar memudahkan proses penulisan) semakin dalam air maka semakin tenang juga  air tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline