Industrialisasi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia sangat berkembang sangat pesat belakangan ini. Paradigma dunia kini telah beralih untuk menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan polusi. Terciptalah mobil listrik untuk menjawab kebutuhan dunia akan hal tersebut.
Perkembangan mobil listrik sudah dimulai sejak tahun 1800-an, kemudian mulai hilang seiring dengan menjamurnya kendaraan berbahan bakar bensin yang lebih ekonomis dan didukung oleh infrastrutur yang baik.
Hingga pada tahun 2009, AS mengupayakan pengembangan kendaraan listrik dengan memberikan pinjaman senilai 8 miliar dollar kepada Ford, Nissan dan Tesla Motor untuk pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Nissan kemudian muncul memperkenalkan mobil listriknya yang disebut LEAF yang mampu berkendara hingga 114 km/jam.
Mobil listrik kemudian mulai pengalami perkembangan pesat menyusul pesatnya peningkatan teknologi dan dukungan pemerintah negara-negara di dunia akan mobil yang ramah lingkungan.
Di Indonesia sendiri, pengembangan mobil listrik sudah di mulai sejak tahun 2012 sejak zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu diprakasai oleh Dahlan Iskan selaku Menteri BUMN. Kemudian muncul mobil listrik Selo dan kemudian Tucuxi. Namun seiring dengan bergantinya Pemerintahan mobil listrik yang pernah dibuat tidak terdengar lagi karena belum ada road map yang jelas saat itu. Padahal apabila saat itu dikebut penelitian dan industrialisasi mobil listrik nasional mungkin saat ini mobil listrik buatan Indonesia sudah mulai mengaspal di jalanan.
Namun, sekali lagi terlihat kurangnya dukungan dari Pemerintah dalam penelitian dan pengembangan mobil listrik serta mudahnya mobil listrik asing masuk ke Indonesia akhirnya kembali membuat Indonesia hanya sebagai pasar produk-produk luar seperti Tesla, Nissan atau produsen mobil listrik lainnya.
Apabila kita runut ulang pada tahun 2012, Kemendikbud telah membentuk Tim Mobil Listrik Nasional (Molina) untuk membuat Peta Jalan Mobil Listrik 2012 -- 2016. Pengembangan mobil listrik ini baru sebatas tingkat universitas dan belum masuk kedalam tahap industrialiasi.
Kemudian disusun kembali Peta Jalan Riset Kendaraan Listrik Nasional 2016-2020 yang ditargetkan mempunyai output Pre-Commercial Production (low volume) pada tahun 2020. Namun hal ini juga sepertinya belum begitu terlihat saat ini.
Dalam perencanaan tersebut disebutkan bahwa kendaraan listrik yang dikembangkan mencakup komponen kunci (motor listrik, inverter, baterai dan sistem kendali) dan komponen pendukung (platform/chasis) sementara untuk infrastruktur perlu teknologi pada stasiun pengisian, penukaran baterai, jaringan listrik dan pasokan energi lainnya.
Pada akhirnya, stakeholder berperan dalam mendukung pengembangan mobil listrik ini. Universitas, Pusat Pelatihan, Pusat Pengujian dan Perusahaan Asuransi berperan dalam memuluskan pengembangan mobil listrik ini. Untuk memasok kendaraan listrik dan komponennya perlu didirikan industri kendaraan, motor listrik, baterai, inverter, chasis dan kompnen lainnya. Sementara itu untuk infrastruktur dibutuhkan perusahaan pemasok listrik (PLN, IPP), penyedia stasiun pengisian, operator sistem pentukaran baterai dan pengawasan untuk safety dan standar.
Apabila mengacu pada peta jalan dan pengembangan komponen kunci kendaraan listrik 2019-2024, seharusnya indonesia dapat memproduksi massal mobil listrik buatan Indonesia pada tahun 2023-2024. Pengembangan awal kendaraan listrik ini diarahkan ke kendaraan massal yang memiliki entry barrier relatif kecil dan bermanfaat langsung bagi masyarakat banyak.