Lihat ke Halaman Asli

Ramaikan Malam Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, KKN 59 Kelompok 9 UIN GusDur Hadiri Acara Wungon

Diperbarui: 21 Agustus 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: dokumen pribadi KKN 59 Kelompok 9 UIN GusDur

Majalangu (16/07/2024) - Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, mahasiswa KKN 59 Kelompok 9 UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) mengikuti acara Wungon yang diadakan di RT 04/RW 01 Desa Majalangu, kecamatan Watukumpul. Acara ini diadakan pada malam menjelang hari kemerdekaan tepatnya pada 16 Agustus 2024 sehabis Isya’. 

Tradisi Wungon adalah tradisi berdoa bersama di malam menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur membela negara. Selain itu juga sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antar warga. Acara ini biasanya dilakukan di Jawa khususnya Pemalang dan Solo. 

Acara Wungon di RT 04/RW 01 desa Majalangu ini dihadiri oleh masyarakat desa Majalangu dan diramaikan juga oleh grup hadroh ibu-ibu setempat. Mahasiswa KKN UIN Gus Dur kelompok 9 juga turut ikut serta dalam rangkaian acara Wungon ini sebagai bentuk menjalin silaturahmi dan ikut serta melestarikan tradisi. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan yang diisi dengan penampilan grup hadroh ibu-ibu yang melantunkan shalawat dengan khidmat. Setelah penampilan hadroh, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan beberapa lagu nasional Indonesia yang dipandu oleh salah satu anggota KKN, Sukma Ayu Mustika. Lagu pertama yang dinyanyikan adalah lagu Indonesia Raya. Kemudian adalah lagu-lagu nasional Indonesia yaitu “Hari Merdeka”, “Sorak-Sorak Bergembira”, dan “Halo-Halo Bandung” yang juga turut membakar dan menambah rasa nasionalisme di malam menjelang perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Seusai menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu nasional adalah pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan dengan khusyuk sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Selanjutnya rangkaian acara memasuki acara inti yaitu istighosah. Istighosah atau doa bersama dipimpin oleh salah satu pemimpin jamaah ibu-ibu setempat. Doa dipanjatkan sebagai wujud syukur dan harapan agar bangsa Indonesia senantiasa diberikan kesejahteraan dan kedamaian. Terakhir acara ditutup dengan makan bersama sebagai bentuk suka cita dan mempererat tali persaudaraan antar masyarakat. 

Tradisi wungon ini pada dasarnya tidak hanya sebagai acara berdoa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga merupakan sarana belajar bagi para generasi muda desa Majalangu akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa seperti yang telah dilakukan oleh para pahlawan kita dahulu. Selain itu, acara ini juga memberikan pengalaman yang menarik dan berharga bagi para mahasiswa KKN. Acara ini menjadi sarana belajar bagi mahasiswa KKN dalam melibatkan diri, memahami, dan menjaga kearifan lokal daerah. Disamping itu juga sebagai sarana mempererat hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline