Lihat ke Halaman Asli

Malam dan ketenangan

Diperbarui: 10 Desember 2024   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam dan Ketenangan

Di langit hitam yang bertabur perak,
Bulan tersenyum di antara bintang yang bersajak.
Angin malam menyusup lembut di celah jendela,
Menyampaikan rindu yang tak pernah lupa.

Sepi tak lagi terasa hampa,
Sebab sunyi berbicara dengan bahasa yang tak terucap.
Detak jam menjadi irama,
Mengingatkan bahwa waktu tak pernah lelah berlari.

Ketenangan hadir dalam balutan malam,
Seperti doa-doa yang perlahan tenggelam.
Bersama redup lampu kamar,
Aku mendengar hatiku bicara tanpa gemetar.

Malam mengajari arti pulang,
Bukan hanya menuju rumah,
Tapi ke dalam diri yang sering tersesat,
Mencari cahaya dalam gelap yang pekat.

Di sini, dalam damainya malam,
Aku belajar melepaskan beban tanpa benci.
Sebab yang hilang tak selalu pergi,
Dan yang datang tak selalu menetap di hati.

Biarkan malam menjadi pelukan,
Di mana lelah merebah tanpa paksaan.
Ketenangan tak perlu dicari,
Ia hadir di antara jeda napas dan keikhlasan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline