Lihat ke Halaman Asli

Adil AkhmarAlimin

Probation Officer XXXIII

Peningkatan Kapasitas Pembimbing Kemasyarakatan dalam Penanganan Tindak Pidana Terorisme

Diperbarui: 20 Juni 2023   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Petugas pemasyarakatan memiliki peran krusial dalam peroses deradikalisasi. Mereka adalah garda terdepan yang secara intensif berinteraksi dengan narapidana terorisme. Namun posisi mereka juga membuat mereka rentan terpapar idiologi radikal, jika mereka tidak memiliki resilensi yang kuat. Keterampilan kontra narasi dengan menggunakan argumentasi keagamaan dianggap penting dan harus ditingkatkan.

Narapidana teroris dikategorikan sebagai narapidana high risk yang membutuhkan perlakuan dan pembinaan khusus, oleh sebab itu proses penempatan narapidana teroris di lembaga pemasyarakatan harus dilakukan hati-hati kerena hal tersebut akan berpengaruh pada keberhasilan pembinaan dan perogram deradikalisasi.

Baru baru ini salah satu perwakilan dari petugas Balai Pemasyarakatan Kelas I tangerang berkesempatan mengikuti Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas terkait kontras Narasi Extremisme berbasis Kekerasan mengarah kepada Terorisme berbasis kekerasan mengarah kepeda terorisme bagi petugas pemasyarakatan diwilayah Banten yang diadakan pada tanggal, 12 Juni 2023 di Hotel Grand Soll Marina Hotel Kota Tangerang.

Kegiatan ini merupakan hasil Kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dengan Rahima yang merupakan pusat pendidikan dan informasi Islam dan Hak-hak perempuan bersama WGWC (Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Rxtremism).  Secara Keseluruhan kegiatan  ini diikuti oleh 17 orang Petugas Lapas/Bapas se Banten dan dibuka langsung oleh Koordinator Pembinaan Kepribadian, Nanang  Rukman dan sebagai narasumber Peneliti dari Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR).

Dari Kegiatan ini diharapkan Petugas Pemasyarakatan memiliki pengingkatan pemahaman terhadap kontra narasi ekstremisme berbasis kekerasan mengarah kepada terorisme dalam menangani warga binaan kasus terorisme.

Para peserta sepakat bahwa peroses peningkatan kapasitas harus melibatkan pemahaman terhadap geneologi terorisme, mengidentifikasi narasi-narasi utama kelompok terorisme, memperkuat kontra narasi, keterampilan komunikasi persuasif, dan rencana tindak lanjut. Pendekatan belajar dari pengalaman dari petugas pemasyarakatan akan membuat proses ini menjadi menarik. Dari pengalaman yang diperoleh, forum akan menemukan sejumlah elemen kunci dalam membangun kontra narasi.

Para peserta pelatihan sepakat bahwa kontra narasi harus menemukan celah yang tepat. Menurutnya setiap narapidana memiliki keunikan dan cara pemahaman yang berbeda terkait ajaran agama, tetapi jika kita memahami karakter organisasi yang mereka ikuti, kita bisa menemukan narasi yang tepat, Untuk mengimbangi perbincangan dengan mereka.  Hal ini menunjukan pentingnya pengembangan keterampilan kontra narasi yang lebih terperinci dan spesifik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline