Lihat ke Halaman Asli

Masa Depan Bank

Diperbarui: 16 Maret 2016   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Setiap detik dunia tidak lagi sama” itulah salah satu konsep dasar yang dibangun dalam teori MarkBen – Marketing Beneran. Temuan  teknologi dan harapan manusia saling berkejaran. Merubah konstelasi  ekonomi, sosial, budaya, merubah harapan, merubah perilaku, merubah pasar.  Merubah peta persaingan bisnis setiap saat.

Perhatikan data ini,  pager  mulai dipasarkan hingga menjadi peralatan massal (sekitar 10 juta pengguna) butuh 41 tahun. Mesin faks 22 tahun, VCR 9 tahun, CD player 7 tahun, PC 6 tahun, web browser 10 bulan. Sekarang temuan teknologi menjadi massal sudah dalam hitungan bulan bahkan hari, begitu di pasarkan meledak di kota-kota seluruh dunia pada hari yang sama. Kemudian akan  muncul yang baru susul menyusul berebutan.

Jika  pada akhir Perang Dunia II, pengetahuan dua kali lipat setiap 25 tahun. Sekarang  pengetahuan manusia  dua kali lipat setiap 13 bulan. Sebentar lagi  Internet of Things (IoT) akan menyemut disekitar kita, menurut IBM,  IoT akan menyebabkan pengetahuan dua kali lipat setiap 12 jam. Gila!

IoT membuat “Everyting is getting smart”.  Maka bersiaplah merasakan “New User Experience” dengan semua  perangkat berteknologi IOT hampir diseluruh aspek kehidupan anda.

Bisa Anda bayangkan dampaknya bagi bisnis. Tidak lama lagi semua benda ditubuh dan sekitar Anda akan terhubung dengan internet.  Prediksi Cisco tahun 2020 akan ada 50 milyar alat-alat yang terhubung dengan Internet,  dimana  400 juta kategori wearables. Itu 4 tahun lagi!

Hal ini menjadikan lingkungan bisnis  sulit ditebak  dan penuh bahaya. Siapapun pelaku bisnis selalu dalam situasi penuh ancaman, tak terkecuali para pemimpin pasar yang mapan hari ini. Motorolla, Sonny Ericson , Nokia sekarang BB yang dulu berkibar sekarang senyap.  Ditengah keperkasaan Apple dan Samsung, tiba-tiba menyeruak Lenovo, OPPO, Xiaomi dan  Asus menggebrak pasar dengan sangat meyakinkan. “Setiap detik dunia tidak lagi sama”.  Kedepan konstelasi itu akan terus berubah sejauh mana mereka bisa membaca perubahan, memanfaatkan temuan teknologi  dan memenuhi harapan pasar.

 

Di industri keuangan ceritanya sama. Krisis keuangan (1998) yang menimpa Asia meluluhlantakkan  bisnis dan industri perbankan dikawasan ini. Bahkan meruntuhkan kekuasaan Orde Baru yang begitu perkasa. Eropa sekarang mengalami nasib serupa. Beberapa negara besar di Eropa sudah menjadi pasien IMF. Yunani  baru-baru ini  menutup semua bank dan menjadi negara gagal (bankrut).

Di USA setelah Lehman Brothers gulung tikar, Bank WaMu Inc.  bank terbesar di AS tamat. Kemudian diikuti Continental Illinois National Bank dan Indy Mac bank. Bank diberbagai negara maju didunia juga mengalami nasib serupa. Setiap terjadi krisis di suatu negara sektor perbankan mengalami  dampak terparah.

Tetapi berdasarkan hasil peneitian US Comptroller Of Currency  (88) menemukan fakta bahwa penyebab bangkrutnya sebuah bank karena kualitas aset yang buruk, manejemen yang jelek, kondisi ekonomi dan penipuan. Di negara berkembang kondisi ekonomi menjadi faktor  penentu, tetapi di Indonesia semua faktor diatas menjadi jurang terperosoknya bank. Kabar gembiranya  banyak bank bisa selamat meski terjadi krisis karena manajemen banknya  baik. Jadi manajemen bank berpengaruh besar bertahan tidaknya bank terhadap krisis.

Secara klasik fungsi bank adalah menampung simpanan uang nasabah dengan  bunga yang kecil.  Kemudian menginvestasikan dana tersebut melalui pinjaman-pinjaman bank dan instrumen-instrumen pasar keuangan. Tingginya inflasi dan  semakin sadarnya para nasabah terhadap “value of money” membuat mereka mulai menginvestasikan uangnya  secara langsung pada instrumen-instrumen pasar keuangan. Sementara itu perusahaan-perusahaan peminjam besar juga pergi langsung ke pasar surat berharga komersial untuk memperoleh pembiayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline