Lihat ke Halaman Asli

Adi Karomah

Mahasiswa S1 Prodi Teknik Industri Universitas Airlangga

Produktif di Era SOciety 5.0

Diperbarui: 4 Juli 2022   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PRODUKTIF DI ERA SOCIETY 5.0

Kemajuan teknologi telah mengubah serta membantu kita dalam banyak hal. Hal ini telah mengantarkan kita ke era baru perkembangan intelektual. Pemerintah dan masyarakat khususnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk beradaptasi sehingga memudahkan kehidupan manusia untuk bertransisi ke era digital. Teknologi yang berkembang secara dinamis mendorong pola perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus mampu beradaptasi untuk mengikuti arus kemajuan agar tidak tertinggal.

Pada tahun 2016 pemerintah Jepang memperkenalkan konsep Society 5.0, yaitu masyarakat yang sangat cerdas. Di mana berbagai masalah dapat diselesaikan dengan bantuan teknologi, namun tetap berpusat pada manusia. Sebagai informasi, konsep Society 5.0 memungkinkan sumber daya manusia (SDM) serta teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) hidup berdampingan guna meningkatkan standar bisnis dan taraf hidup masyarakat. Oleh sebab itu, Society 5.0 disebut juga sebagai era kebangkitan masyarakat. 

Cara yang dapat dilakukan agar dapat beradapatasi serta tetap produktif dalam menghadapi era Society 5.0 ini adalah dengan menjadi pribadi yang memiliki jiwa kompetitif, kreatif, serta inovatif. Dalam hal ini peran pendidikan sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Integrasi ruang fisik maupun maya menjadi mudah jika dilengkapi dengan kecerdasan buatan.

SDM dengan keunggulan kompetitif adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam negosiasi. Jika kita memahami bahwa menjalankan tugas adalah bentuk persuasi, maka SDM dengan keunggulan kompetitif adalah mereka yang bisa kreatif serta produktif. SDM kreatif berfikir dapat bersaing dan memunculkan kreasi yang baru. Kreativitas didapat dan dikumpulkan oleh kemampuan untuk bereksperimen dan mengeksplorasi banyak komponen dari waktu ke waktu dan ruang untuk mencapai tingkat inovasi yang diinginkan.

SDM yang inovatif tidak saja terbatas di kemampuan mencari dan menggunakan cara baru dalam menyelesaikan tugasnya tersebut, melainkan kemampuan mencari dan menggunakan cara baru dalam menyelesaikan tugasnya tersebut. Ketekunan dan keuletan dalam menjalankan tugas hanya dapat menghasilkan prestasi sementara, sedangkan ketekunan dan keuletan dalam berpikir kreatif hanya dapat menghasilkan prestasi keluarga.

Salah satu praktik SDM yang inovatif adalah bahwa mereka tidak puas dengan apa yang telah mereka lakukan dan capai, melainkan ingin belajar lebih banyak tentang pekerjaan mereka sendiri. Hanya melalui proses brainstorming ide kreatif dapat membuat hari seseorang menjadi lebih inovatif. Untuk memilih dan menentukan strategi yang baik, sumber daya manusia yang berdaya saing harus memiliki kecerdasan.

Di sinilah peran pendidikan sangat penting dalam meingkatkan kecerdasan. Sumber daya manusia yang berkualitas yang berpikir dan bertindak di bidang pendidikan akan sangat dibutuhkan. Sumber daya manusia yang mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar memiliki kemampuan konseptual dan teknis yang dapat berkontribusi pada peningkatan proses dan produk pendidikan. Dalam konteks ini, berinvestasi dalam pengembangan SDM sangat penting untuk mengidentifikasi tantangan kritis dan mengembangkan solusi pendidikan untuk transformasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline