Lihat ke Halaman Asli

Imaginasi Terliar

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sabtu malam yang dingin dibalut gerimisnya hujan membasahi seisi taman dekat pos hansip. malam ini entah kenapa aku sial karena mendapatkan giliran ronda disaat anak - anak seusiaku memuaskan gairah darah muda mereka. bersenang- senang.

tapi aku hanya bisa terdiam melamun. menghayalkan Rina, Anak gadis tetanggaku yang telah lama menjadi bahan imajinasi terliarku.rambut dipotong sebahu, mata hitam bersinar, bibir mungil yang terlihat ranum, bentuk dada yang tak terlalu besar tapi proporsional, lekuk tubuh bagai gitar dari spanyol, hanya satu kata sempurna.

"oh Rina kenapa kau selalu  menari - nari di pikiranku."

" setiap hari jika kulihat dirimu berjalan melintasi rumahku dengan memakai setelan putih abu - abu entah kenapa gairahku memuncak, organ kelaminku tiba- tiba menegang. oh Rina apa yang telah kamu perbuat."

" jika boleh akan kubelai rambut indahmu, kuciumi dengan manja bibirmu yang mungil itu, dan saat kau tertawa manja, ku mulai berbuat lebih jauh. lebih berani."

tapi saat lamunanku berubah lebih menggila Rambe yang juga mendapat giliran jaga datang ke pos hansip. tanpa memikirkan perasaanku ia datang menghampiriku.

"HEY." sapa Rambei membuyarkan semua lamunanku "gue enggak ganggu hayalan loe kan." ejeknya sambil tertawa memperlihatkan deretan giginya yang kuning.

"siapa yang ngelamun loe kali." jawabku mengelak.

"hey ngelamun diusia kita itu hal yang lumrah tahu."balasnya sambil memegang pundakku "gue juga sering begitu kalau ngelihat ibu kamu."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline