Lihat ke Halaman Asli

Partai Demokrat Kalah Sebelum Berperang

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Baik bagi Partai Demokrat untuk memberikan kesempatan kepada partai politik lain untuk menjalankan pemerintahan sesuai kehendak rakyat kita. Partai Demokrat ingin menjadi kekuatan penyeimbang dan kontrol yang baik."

Itulah kata-kata yang diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menutup Rapimnas Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (18/5/2014). Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono Pasrah untuk tidak berkoalisi dengan partai manapun dan memilih menjadi partai oposisi pada pemerintahan Indonesia mendatang serta menunjukkan bahwa partai democrat kalah sebelum berperang.

Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk menjadi oposisi karena dipandang lebih terhormat dari pada menjadi partai pengemis kepada partai lain. Namun bagi saya, alasan tersebut bukan alas an yang mendasar bagi partai Demokrat. Namun partai Demokrat sudah tidak ada jalan untuk menang pada pemilihan presiden mendatang, hal tersebut terbukti dengan perolehan suara yang anjlok pada pemilihan legislatif9 April lalu.

Selain memberi kesempatan kepada partai lain untuk menjalankan pemerintahan Indonesia ke depan, Susilo Bambang Yudhoyono juga mempersilahkan kepada kadernya jika ingin pindah pindah partai.

Selain itu, partai demokrat saat ini mengalami krisis kader, banyak kader berkualitas partai demokrat yang terjerat kasus korupsi sehingga tidak ada figur yang dipandang baik untuk dijadikan calon presiden pada pemilihan presiden mendatang.

Partai demokrat tidak mungkin diterima berkoalisi dengan PDIP karena PDIP sudah memiliki calon presiden sendiri dan ada tiga partai besar yang berkoalisi yakni Parai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Demokrasi dan Partai Hati Nurani Rakyat, bahkan bias saja partai yang lain menyusul bergabung dengan partai PDIP.

Berkoalisi dengan partai Golkar, berkemungkinan kecil terjadi karena Golkar sudah memiliki capres sendiri, kecuali dari partai Demokrat menjadi cawapresnya. Peluang bagi partai Demokrat adalah berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra dan Partai Partai Keadilan Sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline