Lihat ke Halaman Asli

Adi Hidayat

let's start

Pro Kontra Hari Kasih Sayang

Diperbarui: 11 Maret 2019   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jakarta- Hari kasih sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari ini merupakan salah satu hari raya yang selalu diramaikan. Hari kasih sayang bisa juga disebut dengan hari valentine dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Namun hari valentine ini menjadi pro kontra di Indonesia yang merupakan negara mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Beberapa tahun belakangan ini pro kontra itu semakin mencuat.

Hari valentine notabenenya dirayakan oleh kalangan anak muda. Namun tidak semua anak muda Indonesia menanti dan merayakan hari kasih sayang ini. Seperti Irsyad (20) mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang mengatakan bahwa dirinya tidak menanti hari valentine. "Gue sih engga menunggu hari valentine untuk menyatakan cinta ke seseorang, gue lebih nunggu hari ulang tahunnya".

Namun Irsyad bukan berada dikalangan anak muda yang menolak keras adanya perayaan hari valentine, walaupun tidak menantinya tapi dia tidak menolak keberadaan orang-orang yang menanti dan merayakan hari valentine. "Gue sih gak masalah kalo di Indonesia ada yang merayakan hari valentine, apa yang salah dari orang yang menyatakan cinta? Gue gak menolak kalo ada yang merayakannya".

Penolakan terhadap perayaan hari valentine yang signifikan dapat menimbulkan masalah baru. Seperti masalah yang ada di Bogor, sekumpulan pemuda yang menolak perayaan hari valentine sampai menyatakan bahwa cokelat itu simbol kemaksiatan. Sehingga akan timbul kesalahpahaman atau ketersinggungan dipihak lain. "Penolakan yang terlalu ekstrim dan tidak masuk akal bisa memecah belah antar sesama kalau dibiarkan lama lama, seharusnya kita lebih bebas aja menerima perbedaan pendapat, kalau kita tidak setuju silahkan simpan aja dalam diri" ujar Irsyad.

Pro dan kontra itu harus kita sikapi dengan baik dan bijak, karena itu hal yang wajar. Terlebih negara ini menganut sistem demokrasi yang membebaskan berpendapat, jangan sampai perbedaan pendapat bisa sampai memecah belah.

penulis :  Adi Hidayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline