Lihat ke Halaman Asli

Konsep Boleh Bagus, tapi Realita Kadang Berbeda

Diperbarui: 28 Maret 2016   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Problematika Pendidikan Karakter.. 

Harian Kompas memberitakan bahwa berdasarkan indeks persepsi korupsi, yang dilaksanakan oleh lembaga survei Transparency International,  Indonesia masih masuk jajaran negara-negara terkorup dengan menempati peringkat ke-118 dari 174 negara. (Kompas, 2012). Di harian yang sama, Badan Kehormatan DPR melaporkan ada 28 anggota dewan tersangkut masalah etika. Negeri ini berada dalam krisis multidimensional yang tak kunjung usai, kondisi  diperburuk dengan krisis moral dan budi pekerti para pemimpin bangsa yang berimbas kepada generasi muda. Tawuran antar pelajar, perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, budaya tak tahu malu, tata nilai dan norma yang semakin merosot tidak hanya di perkotaan tapi sudah merambah ke pedesaan (Zuriah, 2007). Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.  Upaya mengatasi kondisi tersebut maka diperlukan pemahaman dan langkah untuk membangun kembali karakter bangsa sesuai nilai-nilai Pancasila.

Kurikulum bukan merupakan menjadi patokan yang baku dan statis, tetapi sangat dinamis dan menyesuaikan dengan  situasi dan kondisi yang ada (Marzuki, 2012). Beberapa tahun terakhir  pendidikan kita telah mengalami  beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum kita selama ini dinilai terlalu kompleks yang membebani siswa karena terlalu terfokus pada kecerdasan intelektual. Ini mengakibatkan tidak sedikit siswa yang tidak mampu mengikuti beban belajar merasa tidak betah di sekolah dan mengalihkan kegiatan mereka dengan hal-hal yang menyimpang. Untuk merespon fenomena diatas maka reformasi pendidikan sangat  penting, yaitu dengan membuat kurikulum pendidikan yang memiliki nilai budaya dan karakter bangsa.

Menurut Sartono (2011), karakter yang dimaksud dalam pendidikan adalah karakter bangsa Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila antara lain Beriman dan Bertakwa, Jujur dan Bersih, Santun dan Cerdas, Bertanggung jawab dan Kerja Keras, Disiplin dan Kreatif, Peduli dan Suka menolong.  Maka dengan Pendidikan karakter diharapkan agar pendidikan karakter terintegrasi dalam setiap mata pelajaran sehingga dengan adanya pendidikan karakter diharapkan masa depan Indonesia lebih baik.

Dalam perjalanannya, proses pelaksanaan kurikulum pendidikan karakter mengalami banyak hambatan yang menjadi dilema dunia pendidikan, antara mengejar kepentingan tes dan mengutamakan pembentukan karakter siswa. Pelaksanaan Ujian Nasional menjadi contoh yang menarik tentang dilema pelaksanaan pendidikan karakter. Dalam proses pendidikan siswa ditanamkan nilai dan karakter bangsa, namun pada pelaksanaan Ujian Nasional siswa diajarkan ketidakjujuran yang sangat bertolak belakang dengan karakter bangsa.

Beranjak dari wacana diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas problematika pendidikan karakter, strategi pelaksanaan pendidikan karakter, dan faktor-faktor yang mendukung terwujud pendidikan karakter.

Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Thomas Lickona dalam (Marzuki, 2012), secara terminologis karakter adalah “ A reliable inner dispotion to respond to situations in a morally good way.” Selanjutnya Lickona menambahkan , “Character so conveived has three interrelated parts, moral knowing, moral feeling, and moral behaviour”. Artinya karakter yang baik harus meliputi pengetahuan kebaikan, lalu menumbuhkan komitmen (niat) terhadap kebaikan dan pada akhirnya melakukan kebaikan itu sendiri. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atauloving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Hal ini juga ditunjang oleh penelitian Sartono (2011, hal. 8) bahwa ada 4 pilar dasar nilai moral pendidikan karakter yaitu: olah pikir (intelectual development), olah hati (spiritual and emotional development), olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development).

Atas dasar apa yang telah diungkapkan di atas, pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Nilai-nilai tersebut harus ditumbuhkembangkan pada setiap peserta didik hingga berkembang menjadi budaya sekolah (school culture).

Pendidikan karakter bersumber dari beberapa hal. Menurut Sartono (2011, hal. 9) pendidikan karakter bersumber dari Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,  semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline