[caption id="" align="aligncenter" width="582" caption="Foto yang beredar di internet perempuan mirip Vita KDI tengah menunjukkan uang satu koper (kompas.com)"][/caption] Novita Anggraini alias Vita KDI yang menikah dengan seorang Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) seolah mempertegas betapa "murah" nilai para artis ketika berhadapan dengan uang dan penguasa. Mencuatnya kabar pernikahan Vita dengan salah satu Bupati dari provinsi Kalimantan Tengah itu menambah daftar hiruk pikuk dunia sosialita yang gemerlap dan penuh skandal. Seperti diketahui, Supian Hadi dilaporkan istri pertamanya, Iswanti ke Polda Metro Jaya karena menikah lagi dengan Vita KDI tanpa sepengetahuan dan izin dari Iswanti. Supian dianggap telah melakukan kejahatan terhadap perkawinan dan dijerat dengan Pasal 279 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Pernikahan sang Bupati dengan Vita medio 2012 lalu dikabarkan juga dilakukan dengan mahar yang cukup mencengangkan, Lima (5) Miliar Rupiah. Belakangan atau baru baru ini, foto seseorang yang mirip Vita KDI sedang membuka koper berwarna hitam dengan gumpalan uang kertas nominal Seratus Ribuan beredar dan ramai disebarluaskan media online nasional. Foto yang seolah mempertegas kebenaran bahwa pernikahan diam diam Vita dengan Supian adalah benar adanya, pun dengan mahar senilai yang dimaksud. Foto Vita yang beredar tersebut menunjukkan ketika ia juga sedang memegang segepok uang dari koper yang sama dan sepertinya diambil oleh orang dekat yang bersangkutan. Profesi artis memang identik dengan dunia gemerlap dengan selebrasi yang tidak mengenal waktu alias kapan dan dimana saja. Terlebih artis dangdut yang juga sudah melekat dalam benak masyarakat sebagai artis yang murahan. Murahan dalam hal ini mungkin bukan dalam bentuk materi, mengingat kata murah artinya tidak mahal... namun murahan bisa diartikan dari segi moral atau prinsip yang materialistis. Karena jika kita lihat, seorang Vita yang mau menikah dengan iming iming uang bernilai miliaran rupiah, maka sebenarnya ia telah menghargai badan atau dirinya dengan cukup mahal bahkan sangat mahal menurut ukuran mayoritas Indonesia yang masih miskin ini. Tetapi, jika seseorang menikah (apapun profesinya) terutama seorang public figure, meskipun mungkin karena didasari oleh cinta kepada seorang yang sudah beristri, pejabat pula, maka ia akan akan dianggap sebagai seorang murahan yang hanya inginkan harta dengan dengan cara yang pintas. Mungkin profesi artis belakangan ini tidak cukup memberi jaminan materi ditengah ketatnya persaingan dan maraknya pembajakan. Vita bukan orang pertama yang membuat pandangan miring masyarakat tentang profesi artis sebagai "penjual diri kelas atas", karena jauh sebelum generasi kita kini, banyak yang sudah menjadi bahan contoh dan mungkin memang dunia selebriti tidak akan pernah seterhormat yang kita bayangkan. Sayang sekali... tapi ini memang bukan bermaksud men-generalisir... ; ; =SachsTM=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H