Lihat ke Halaman Asli

Adie Sachs

TERVERIFIKASI

Hanya Itu

Di Pulogebang Nama FOKE akan Abadi

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355087211844492536

Sesuai yang dijanjikan, Terminal Pulogebang pasti akan menjadi "simbol" modernitas baru untuk Ibukota RI selain Monas. Tidak percaya? [caption id="attachment_220596" align="aligncenter" width="480" caption="Pemberihentian akhir Busway/TJ"][/caption] Suasana masih lengang, dan hanya terlihat sesekali bus Transjakarta mampir untuk memutar sebelum kembali bertugas mengambil penumpang di halte kantor Walikota Jakata timur. Terminal Pulogebang memang belum selesai dibangun, namun struktur utama dan penyelesaian akhir disetiap sudut hanya menunggu waktu. Sesekali terlihat angkot warna merah parkir dan memutari jalur khusus untuk angkot dengan riang untuk beristirahat di lantai 2 terminal itu. Benar, terminal ini terdiri dari dua lantai dimana lantai bawah untuk bus besar (AKAP) dan lantai dua untuk mobil kecil, sedang dan Transjakarta. Bagi mereka yang belum tahu, Pulogebang dianggap sebagai lokasi pembuangan sampah. Padahal, Pulogebang jauh dan berbeda, sebab Pulogebang bukan Bantargebang (Bekasi). Belum pasti apakah terminal ini akan dapat beroperasi sesuai jadwal yang ditentukan, tapi berbagai ujicoba dan dan simulasi trayek sudah dilakukan. Nah, harus diingatkan bagi pemerintahan Jokowi dan Walikota Jakarta Timur, ketika penetapan trayek dan pengisian berbagai sarana pendukung dalam terminal inilah rawan terjadi penggelembungan dana, sogok menyogok oraganda/pengusaha angkutan dengan dinas perijinan terkait. Bukan rahasia lagi kalau harga ijin trayek per-mobil lebih mahal dari mobil itu sendiri.

13550832661256312769

Kita sering terlalu mengagumi keberadaan berbagai fasilitas di negeri tetangga/asing, sementara kita lupa bahwa negara lain justru sering terkagum kagum dengan progres dan prospek di negara kita. Keberadaan Terminal Pulogebang yang akan menjadi terbesar di Asia ini adalah buktinya, terlepas dari siapa yang membangunnya, apakah Foke atau Bang Yos. [caption id="attachment_220589" align="aligncenter" width="480" caption="Tampak Atas, tiga gedung kendali/penumpang"]

1355083321619991689

[/caption] Mungkin masalah utama ketika terminal ini dioperasikan adalah sulitnya akses moda transportasi lain yang mendukungnya, karena murni terminal ini hanya untuk bus dan angkot. Tidak ada akses untuk moda lain semisal kereta seperti terminal terpadu di beberapa negara lain. [caption id="attachment_220590" align="aligncenter" width="480" caption="Terminal angkot/bis sedang. Lt.2"]

135508335561872377

[/caption] Masalah lain sistem transpotasi kota Jakarta adalah, banyaknya "pemain" yang mengatur, seperti DISHUB, ORGANDA, PENGUSAHA, Pemprov dan lainnya. Jokowi menginginkan semuanya berada dalam satu atap dan dalam satu kendali seperti di Singapura, yang ditolak para pengusaha. Sehingga semua moda (Bus, Busway, Angkot, KRL) dan trayek dalam satu kesatuan yang terpadu dan saling menghubungkan. [caption id="attachment_220595" align="aligncenter" width="480" caption="Gedung utama (lt.2)"]

1355087036237165001

[/caption] [caption id="attachment_220597" align="aligncenter" width="480" caption="Lt.1 On Progress/ parkir dan Bus AntarKotaAntarProvinsi (AKAP)"]

13550872751114599735

[/caption] Begitu luas, besar dan megahnya terminal ini, sehingga untuk mengabadikannya dalam satu photo harus menggunakan helikopter hehe... atau harus melihatnya dalam maket saja. =SachsTM= All photo: Koleksi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline