Mendengar Pulau Nusakambangan pasti akan segera membawa pikiran kita pada bayangan mengerikan, suram, dan sesuatu yang tidak menyenangkan lainya. Itu tidak dapat disalahkan, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Pulau yang "istimewa" ini memang lekat dengan 'imej' untuk para napi kelas berat, sadis dan tidak terampuni sehingga nama Nusakambangan lebih banyak mempunyai konotasi yang menyeramkan. Tapi jangan menilai isi rumah orang jika anda hanya mengetuk pintunya. [caption id="attachment_216247" align="aligncenter" width="142" caption="From Cilacap View"][/caption] Jika sudah melihat langsung Nusakambangan, anda akan menemukan potensi wisata yang mungkin tidak ditemukan di pulau Bali atau Danau Toba, dan anda akan kesulitan mencari alasan untuk mengatakan tentang kengerian pulau ini. Jarak tempuh dari Jakarta memang cukup melelahkan, dengan jalan darat memakan waktu kurang lebih delapan jam sampai Cilacap. Sebelumnya kita harus berhati-hati ketika memasuki Indramayu sampai Brebes dimana kondisi jalan yang banyak berlubang dan tidak rata. Tapi bagi jiwa petualang, mudah mengatasi ini dengan menganggap sebagai bagian dari latihan menuju Nusakambangan karena goyanganya akan terasa seperti berada di dalam perahu. Setelah jalur pantura yang mengocok perut itu kita akan disuguhi pemandangan hijau di kanan kiri jalan dengan latar belakang Gunung Slamet yang menjulang tinggi ketika mendekati Bumiayu. Sebelum Cilacap, kita akan melewati Wangon dengan hamparan sawah hijau juga dengan latar belakang Gunung Slamet. Tapi dengan jalur dari Bandung, Garut, Tasik juga bisa, Mengingat jalanya mungkin lebih baik. Tiba di Cilacap, persiapan menuju Nusakambangan yang berjarak beberapa ratus meter saja harus kita maksimalkan. Dengan dipisahkan selat kecil, Nusakambangan akan terlihat jelas. Saya berpikir, dengan laut yang masih bersih ini dan jarak yang tidak terlalu jauh, mungkin sebaiknya Pemda setempat sering mengadakan lomba rennang antar pulau sebagai atraksi wisata. Itupun kalau Dewi Laut Selatan alias Samudera Indonesia tidak sedang 'marah' hehe.. Dengan menggunakan kapal feri yang lumayan besar, hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk menyeberang ke Pulau itu. Tiba di sana, anda tidak usah takut jika ada yang menawarkan beberapa cinderamata seperti batu akik atau hasil kerajinan tangan lainya, meskipun merreka adalah para napi binaan LP Nusakambangan. Jika membeli juga masih bisa tawar-menawar, tapi jika harga yang ditawarkan tidak cocok sebaiknya menggunakan kesopanan yang pantas untuk menolaknya. Tidak ada salahnya menghargai keterisolasian mereka dengan keramahan. Toh, harga berkisar antara lima ribu sampai dua puluh ribuan saja, walaupun ada juga yang benar-benar berkualitas dan mahal. Mungkin kekurangan pulau ini hanya pada pengiinapan yang tidak tersedia, kecuali anda bersedia menginap di rumah penduduk setempat yang biasanya merupakan sipir penjara setempat. Sanitasi untuk perumahan di Nusakamangan juga sama seperti daerah lain yang jauh dari perhatian pemerintah. Di Nusakambangan terdapat lokasi favorit para wisatawan. Lokasi bernama Goa Pasir ini goa yang menyatu dengan alam karena rimbunya semak merambati goa tersebut. Goa ini sangat dekat dengan pantai. Goa pasir adalah sebuah gua alami dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter dan di dalamnya hanya berisi pasir. [caption id="attachment_216246" align="aligncenter" width="255" caption="Goa Nusakambangan/private"]
[/caption] Tapi jangan sekali-kali mencoba mengabadikan bagian luar atau dalam Goa ini, karena pasti akan dilarang oleh pemandu. Mereka menganggap goa tersebut sebagai goa keramat. Ada cerita bahwa Goa tersebut merupakan tempat persinggahan dari Ratu Laut Selatan, Ada pula yang menyebut bahwa gia itu adalah tempat berkumpulnya roh-roh penasaran penghuni Lapas yang tewas atau dihukum mati kertika masih berstatus tahanan. Bagaimanapun, Cilacap merupakan tempat yang lebih baik dengan Nusakambangan sebagai objek utamanya. Nuansa petualangan dan eksplorasi pulau yang populer sebagai Alcatraz/The Rock of Indonesia ini, memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjungnya. [caption id="attachment_216245" align="aligncenter" width="241" caption="Pake Hape.. (Pribadi)"]
[/caption]
Selain itu, masih ada Benteng Karang Bolong peninggalan Belanda, pantai Karang Pandan, Pantai Permisan, Goa Ratu dan hutan yang masih sangat terjaga alami. Tidak cukup sehari untuk mengitari seraya menikmati pulau ini. Layak untuk eksplorasi dan ... Mungkin alternatif baru untuk menghabiskan liburan akhir tahun anda secara berbeda dan tentunya Murah hehe.. Tetap Hati-Hati... =SachsTM=
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H