Lihat ke Halaman Asli

Adie Sachs

TERVERIFIKASI

Hanya Itu

Derita Dalam Menulis

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi hari ini cerah. Kicauan media sosial membanjiri layar datar dan seolah bersahutan dengan burung  di sangkar yang tergantung menyedihkan di teras depan. Anak-anak kecil bermain dengan gembira pada perosotan di lahan sempit di ujung gang, di antara rumah kumuh dan bangunan mewah di ujung berikutnya.

Sejak terbangun dan turun dari tempat tidur, hanya ada saru dalam benak ini. Pagi ini harus menulis. Tidak ada yang bisa menghentikan gumpalan hasrat ini dari menulis.

Mengambil posisi nyaman dan duduk di tempat favorit di sofa.

Sebenarnya tidak punya pilihan lain soal kenyamanan. Ruang bersofa yang sempit ini tidak memberi banyak bantuan untuk bergerak.

Masalahnya adalah bahwa rumah kecil yang saling berhimpit sejajar tidak pernah memberi kesan lega. Sementara sofa yang ada tidak memberi apa yang dibutuhkan supaya punggung ini di posisi benar-benar lurus sementara jemari mengetik.

Bukan berarti ada masalah dengan punggung. Tapi  posisi duduk yang tepat sehingga siku kiri tepat diatas sandaran kiri dengan meja berada dalam jangkauan sehingga mudah meletakkan kaki kalau saat dibutuhkan.

Anak kecil di ujung sana butuh teguran. Tapi kalau di pikir-pikir kemudian, anak anak  itu butuh lebih dari sekedar perhatian. Sedangkan yang perlu dilakukan adalah mulai mengetik.

Jadi sofa itu mulai hangat memeluk bokong.

Tapi...  bahhh!

Sinar matahari yang bias melalui kaca jendela. Bagaimana bisa melihat layar? Bagaimana ia bisa bekerja tanpa menyesuaikan posisi?

Tapi tunggu...!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline