Al Idrisi. SelainMuhammad Ibn Zakariya ar Razi dan Ibnu Sina, kekhalifahan Cordoba yang "menguasai" Mediterania ini juga mencatat kelahiran ilmuwan Islam lain yang berpengaruh. Beliau adalah Al-Idrisi yang lahir pada tahun 1099. [caption id="" align="aligncenter" width="225" caption="Photo by Salaam.co.uk"][/caption] Dia membuat terobosan dengan penemuan di bidang botani, khususnya dengan cara di mana tanaman tertentu bisa dimanfaatkan untuk perawatan medis. Karya Al-Idrisi yang termasuk Kitab al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat, dan buku-buku lain pada mata pelajaran botani dan zoologi yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Karya-karya ini beredar di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Penemuan oleh para sarjana Islam tidak hanya memiliki dampak jangka pendek pada dunia intelektual Eropa. Banyak penemuan memiliki manfaat dan implikasi yang terus memiliki nilai luar biasa ketika masa Renaissans Eropa dan sampai sekarang. Al idrisi adalah sarjana Muslim yang mendirikan "The Principle of Pendulem" atau Prinsip Pendulem. Prinsip yang digunakan dalam fisika untuk mengukur waktu akan mempengaruhi karya Isaac Newton, matematikawan Inggris yang akan mengembangkan kalkulus. ============ Ulama Islam memberikan kontribusi terhadap dunia filsafat di Eropa seperti halnya di bidang pengobatan. Termasuk Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd, atau Averroes, lahir di Cordoba pada 1126. Terjemahan Ibnu Rusyd dan interpretasi teks-teks Yunani kuno membantu untuk memperkenalkan kembali Eropa Barat dengan filsafat Aristoteles dan Plato. [caption id="" align="alignnone" width="201" caption="Photo from: Vietsjeremi / blogger"]
[/caption] Sebagai mahasiswa, Rusyd dididik dalam teologi Islam tradisional, linguistik, dan obat-obatan. Sementara belajar di Marrakesh selama 1160an, Rusyh juga dipengaruhi oleh dokter Ibnu Tufail dan khalifah Abu Yaqub Yusuf. Khalifah kemudian meminta Rusyd untuk membuat terjemahan dan interpretasi sendiri dari naskah-naskah Aristoteles. Selama sekitar tiga puluh tahun, Rusdh menerjemahkan dan menulis pemahaman sendiri tentang teori Republik Aristoteles. Sebenarnya, pengetahuan tentang filsafat Yunani belum hilang di antara para ulama Eropa Barat sebelum Rusyd. Namun, telah terjadi penurunan minat pada pelajaran itu setelah abad keenam. Interpretasi Rusyd adalah langkah awal penting dalam revitalisasi kepentingan dan pemahaman karya Aristoteles. Sarjana filsafat berdamai dengan agama, mengklaim bahwa kedua sekolah dimaksudkan untuk mengejar kebenaran. Rusyd menyatakan bahwa alam semesta yang rasional pastinya diciptakan oleh Hyang rasional, sehingga menegaskan keberadaan akan Tuhan. Dari teks agama, Rushd menemukan pembenaran dan apresiasi terhadap filsafat. Ini adalah pembelajaran yang sama tentang pemikiran yang memberikan kontribusi untuk Renaissans, revitalisasi seni dan sistem pendidikan di Eropa. Terjemahan Rusyd terhadap karya Aristoteles, serta terjemahan yang dilakukan oleh para sarjana Muslim lainnya, memberikan kontribusi terhadap penggunaan teks-teks Yunani kuno oleh para sarjana Kristen. Universitas-universitas Kristen pertama yang didirikan di Italia, Inggris, dan Prancis pada abad ke-12 dan 13. Sekelompok ilmuwan di Universitas Paris "memuja" interpretasi dan terjemahan dari Rusyd tentang ajaran Aristoteles, yang kemudian menyebut diri mereka sebagai "Averroists". Seperti Rusyd, para Averroists kemudian hari akan menjadi penyebab kontroversi dalam Gereja Katolik Roma. Mereka dituduh mengutamakan dan mengedepankan filsafat daripada teologi. Menyimpang dari teori Rusyd, yang Averroits membuat klaim adanya "Kebenaran ganda", keyakinan bahwa kebenaran filosofis dan kebenaran agama adalah dua hal yang berbeda, melainkan bentuk kebenaran yang setara. Sementara hal itu bukan keyakinan yang dipegang oleh Rusyd sendiri, karyanya tidak memberikan dasar bagi teori kebenaran ganda tersebut. Dia adalah cendekiawan Muslim yang dipengaruhi pemikiran Barat / Kristen dan dengan demikian, keberadaan Rusyd adalah bagian dari beberapa faktor dalam memuluskan jalan bagi Renaisans Eropa. Rusyd, seperti juga ar-Razi dan Ibnu Sina, adalah seorang ilmuwan. Dia dilatih sebagai dokter dan menulis berbagai karya tentang pengobatan termasuk Ketentuan Umum Kedokteran, yang merupakan ensiklopedia medis multi-volume. Buku ini dikenal para sarjana Barat sebagai Colliget. Rusyd mengagumi praktek otopsi, menyelaraskan ilmu sains dengan keyakinan agama. Dia menulis, "Barangsiapa telah sibuk dengan ilmu anatomi / diseksi telah meningkat keyakinannya pada Tuhan." Rusyd dihormati dengan penemuannya di bidang optometri dan neurologi. Rusyd jugalah yang mendokumentasikan bahwa retina mata adalah organ utama untuk visi, bukan lensa. Dalam bidang neurologi, Rushd menulis deskripsi rinci dari penyakit yang kini diyakini sebagai Parkinson. Kekhalifahan di Cordoba dan pembelajaran dalam era Islam Spanyol mengedepankan lingkungan penuh intelektualisme yang akhirnya memunculkan revitalisasi belajar di Eropa. Filosofi Yunani dan Romawi begitu sering dipuji sebagai faktor pendiri beasiswa yang kemudian dikenal dengan Renaisans Eropa, meskipun filsafat bukan satu-satunya sumber untuk kemajuan tersebut. Para filsuf Islam dan dokter yang menerjemahkan teks-teks kuno dan membuat penemuan ilmiah yang signifikan adalah juga turut andil dalam bagian fundamental dalam pertumbuhan generasi intelektual Eropa dan Timur Tengah. Artikel sebelumnya: Pengaruh Islam dalam "Titik Balik Eropa (Ar-Razi) Pengaruh Islam di "Titik Balik" Eropa II ( Ibnu Sina) =SachsTM=