Lihat ke Halaman Asli

Adie Sachs

TERVERIFIKASI

Hanya Itu

Jokowi Resmi Capres, Serangan Pertama Dimulai

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan Megawati dengan sejumlah pengusaha di Lenteng Agung, Kamis (13/3) adalah finalisasi pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) 2014 ini. Sebelumnya, Jokowi diajak ziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Kabar yang ditunggu-tunggu seluruh pendukung Jokowi dan semua anak bangsa akhirnya ditetapkan hari ini, Jumat (14/3) juga di Lenteng Agung, kantor pusat DPP PDIP.


Jokowi resmi jadi Capres PDIP 2014.


Sementara respon Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi hanya sebatas ungkapan singkat bahwa dia siap mengambil tanggung jawab yang diberikan. Jokowi yang juga resmi menyatakan dirinya mendapatkan mandat dari PDIP untuk maju sebagai calon presiden.


Di depan bendera merah putih Jokowi berkata, "Bismillah, ya saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri untuk menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan. Dan dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan." Jokowi langsung mencium bendera merah putih yang ada disebelah kanannya. Itu dilakukan di rumah Bang Pitung di kawasan Marunda. Si Pitung, simbol perlawanan pada penjajahan di Jakarta.


Pencapresan Jokowi yang lebih awal dari jadwal yang direncanakan 4-4-2014, diluar dugaan karena adanya pertimbangan bahwa hari itu juga hari yang berarti bagi Megawati. Beliau tidak ingin mencampur urusan pencapresan dengan hal lain di luar agenda promosi Jokowi dan Pileg 2014.


Kenapa Puan?


Ada pertanyaan ringan yang mungkin kita bisa bahas dalam pengumuman pencapresan Jokowi hari ini. Kenapa yang mengumumkan harus putri Mega, Puan Maharani? Kenapa bukan Mega sendiri? Megawati kemana dan kenapa bertemu pengusaha terlebih dullu?


Pertanyaan ringan yang bisa jadi akan kembali dimunculkan sebagai pintu kritik dan "serangan" bagi PDIP karena kecewa pada pencapresan Jokowi. Kita tahu bahwa politik selalu membuka celah bagi datangnya sentimen negatif, contohnya soal siapa yang mengumumkan. Sebelum Jokowi dicapreskan PDIP, muncul banyak 'gugatan' soal ambisi Megawati, atau kebodohan Megawati atau ketidaklegowoan Megawati atau lain sebagainya.

Pertemuan dengan pengusaha adalah bagian akhir dari safari Mega meyakinkan dirinya bahwa rakyat ada bersama Jokowi, termasuk pelaku usaha. Sebelumnya, Jokowi diajak berkeliling ke sejumlah kampus kampus atau lembaga di Indonesia untuk diperkenalkan meski berulangkali dibantah sebagai proses pencapresan.


Pengusaha meyakinkan Megawati bahwa dunia usaha perlu sosok yang membangkitkan gairah bisnis dan tidak hanya menguntungkan sekelompok tertentu. Ongkos politik juga terlalu mahal, sehingga dibutuhkan capres yang tidak boros iklan demi kekuasaan. Jokowi diuntungkan popularitasnya, sehingga PDIP juga akan diuntungkan karena biaya kampanye partai serta caleg PDIP akan terbantu menjadi murah dan ringan dengan pencapresan Jokowi. Ini akan semakin membuat PDIP sulit "dibeli" oleh pengusaha hitam.

Sekarang , akan muncul pertanyaan "sok kritis" seperti diatas. Dan kita tahu tujuan pertanyaan itu bukan atas nama kritisnya pemikiran seseorang melainkan hanya sumirisme (istilah apa ini hehe...). Puan memiliki tugas sebagai ketua Pemenangan Pemilu PDIP secara nasional. Dengan tugasnya itu, Puan memiliki peran mengorganisir semua yang berkaitan dengan promosi, kampanye atau sejenisnya termasuk yang berkaitan dengan momentum politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline