Lihat ke Halaman Asli

Adien Janwarie

Pelaku seni dan Budaya berazaskan Pancasila ,sosialis dan nasionalis.

Menyoal Bahasa Kasar di YouTube

Diperbarui: 7 Januari 2020   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pendengar tercinta (anggap saja lagi dengerin radio)

Kini makin banyak netizen  meluncurkan rangkaian cerita dengan memulai gaya bahasa yang biasanya didapat dari  pasar senggol sampai dari bahasa bergaya mol (Mall) Moderen.

Tapi kalau saya perhatikan kini gaya bahasa yang biasanya di pungut dari para preman kampung kini malah makin banyak yang mengkolaborasikan semua jenis bahasa itu dan  seperti tak mengenal bahkan sepertinya negeri ini tidak pernah ada adat istiadat dan tata krama bahasa yang dahulu diajarkan juga diamanatkan dari mulai surau surau kecil di perkampungan pelosok negeri.

Kenapa saya kok membahas gaya bahasa ini? karena kursa sangat penting untuk mengembalikan  gaya bahasa dan tata krama dalam lingkup masyarakat yang dahulu sebelum kaum  yang mengaku turunan nabi itu terkenal,  dahulu kita hanya dikenalkan dengan tata krama dan adat istiadat asli bangsa indonesia?  

Kini mulai dirusak oleh beberapa nyawa manusia yang berjilbab dan berjubah. Bahkan yang berjas dan bermobil mewah? Saya menyebutnya Kelompok mahluk sakral yang mengatasnamakan ajaran  agama yang mengatasnamakan perikeadilan dan perikemanusiaan?

Atau  mungkin saya salah melihat atau salah mengartikan bahasa mereka? Mudah mudahan saya hanya sedang melihat penampakan mereka saat dia berselancar di youtube atau di medsos? 

Mudah mudahan saya bukan sedang menonton mahluk nyata yang berujud seperti ulama itu? Kenapa saya menyebut ulama, ya karena  merka sering kali menyebut ayat ayat alquran (dan lucunya Ga ngerti tazwid) bahasa mereka identik dengan seorang pemipin agama  tertentu. Yah karena hanya agama islamlah yang sekarang jadi mayoritas dan untungnya  tidak berkuasa di pemerintahan dengan dalil khilafahnya itu?

Mengapa merka alergi menggunakan bahasa sopan santun? Sepertinya mereka lupa atau memang tidak pernah belajar tentang tradisi yang ada di negeri indonesia ini? Oya...mungkin juga mereka bukan orang asli indonesia?

Saya tidak percaya kalau mereka itu bodoh atau dungu.. Maaf saya hanya mengutip dari bahasa mereka (yang katanya orang hebat dengan gaya dan narasi bahasa intelektualnya nya)semaccam orang yang katanya jadi Bintang ILC tahukan? Pendengar?

Perilaku bahasa seperti itu kini mulai merambah ke anak anak lho?  cucu saya sekarang sudah bisa mengatakan.. Halah congormu?? Waw.. padahal dahulu bahasa seperti itu hanya pantas di ucapkan saat sedang benar benar sedang dalam keadaan marah dan kecewa pada seseorang saja.

Sekarang bahasa seperti ini berseliweran di youtube. Anda tahu kan saat ini anak anak dibawah umur pun sudah mengenal dan kecanduan video dari youtube?  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline