Sungguh prihatin dan sesak dada melihat polah tingkah pejabat negeri ini. Melihat apa yang dilakukan oleh Djohar Arifin menyikapi demo bonek yang menuntut keadilan pada PSSI bener-bener menunjukkan bahwa ternyata jabatan itu begitu membukakan mata hati dan nurani seorang Profesor sekalipun.
Tentu belum hilang ingatan kita saat Profesor butuh dukungan dan legitimasi ketika memimpin PSSI dalam rongrongan KPSI yang nota bene adalah orang-orang yang berkuasa di PSSI saat ini, dia begitu gagah berani menyebutkan Club yang bertanding di luar LPIS adalah tidak sesuai statuta dan harus dihukum dan sebaliknya PERSEBAYA 1927 adalah salah satu CLub yang mengikuti kompetisi resmi PSSI dan membela Profesor bahkan seolah diperalat oleh Djohar untuk mengamankan Kursinya selama dirongrong KPSI.
Dan ketika rongrongan KPSI dibantu MENPORA berhasil menggulingkan kepengurusan sang profesor, ternyata mulai saat itulah NURANI sang Profesorpun harus dimatikan. Proses mematikan NURANI itu bermula ketika para kolega sang Profesor yang sama-sama berjuang berusaha membangun PSSI yang transparan dan akuntabilitas dibantai oleh LNM dan sekutunya dan hal itu terus berjalan hingga CLub (PERSEBAYA ASLI) yang sebelumnya dibanggakan sang Profesorpun harus menerima kenyataan pahit. Tentu dalam hal ini bukan jabatan yang salah, tapi mental pejabat negeri ini memang itu adanya.
Sungguh menjijikkan.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H