yang membuat gemeretak gigi susu,
mengancil di antara bakwan udang
dan opor ayam,
bukan aroma tanah, hujan,Â
batuan lapuk
melainkan bunga randu alas
rontok menimpa rambutmu,
yang diam-diam menuntun
jemariku memungut
garis-garis takdir berserakan
ke kiri kanan jalan menuju
dada tak berkancing lagi.
dimana angin sembunyi,
menyimpan bisikan--
oh, tak pernah tiba;
hanya gema yang terus menghilang,
dan bunga terus jatuh diam-diam.
**
M Sanantara
Bgr, 26122024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H