Lihat ke Halaman Asli

Achmad Nurisal

https://app.gadaibpkb.online/aplikasi-pinjaman-uang-online-cepat/

Berkeliling Dunia dengan Membaca

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14143662852049125043

Dengan membaca, saya bisa merasakan teriknya matahari di Mesir. Panasnya gurun di sana ternyata layaknya lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasirnya seakan menguapkan bau neraka. Namun dibalik semua itu, ada sungai Nil, sungai terpanjang di Asia yang menjadi peredam sengatan matahari di siang hari. Gemericik air yang mengalir di sungai Nil selalu dapat menyegarkan mata bagi siapa saja yang melihatnya. Di negeri piramida ini ternyata tak sedikit mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Kebanyakan mereka berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo; kalian tak akan bisa lulus jika tak memiliki hafalan 30 juz Al-Qur’an. Luar biasa, bukan?

Tak hanya itu saja, dengan membaca pun saya bisa pergi ke Kanada. Di sana terdapat danau yang memiliki tiga warna. Pada negara bagian Quebec, saking sejahteranya, penduduk sana tak perlu mengunci rumah mereka ketika malam tiba. Hal ini karena walikotanya memastikan tiap-tiap masyarakatnya telah hidup dengan layak. Jadi, pintu rumah tak perlu dikunci karena tak akan pernah ada pencuri. Gugurnya setiap helai daun maple di Kanada begitu romantis. Rasanya para penyair akan betah tinggal di sana karena alamnya yang begitu puitis.

Saya tidak mengada-ada. Bacalah buku Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, atau novel Ranah 3 Warna milik Ahmad Fuadi. Niscaya kalian akan berfantasi dan menemukan gambaran Mesir dan Kanada yang baru saja saya ceritakan tadi.

[caption id="attachment_350040" align="aligncenter" width="351" caption="Buku Bisa Membawa Kita Berkeliling Dunia (dok. Pribadi)"][/caption]

Saya beruntung memiliki orang tua yang kerap membelikan majalah Bobo ketika saya kecil. Saat itu, saya ingat betul kalau ibu berlangganan tabloid Nova. Awalnya memang saya hanya ikut-ikutan saja, tak ingin kalah dengan Ibu dan merengek agar dibelikan sebuah bacaan juga. Bobo menjadi perkenalan pertama saya pada sebuah jenis buku; majalah. Lama-kelamaan, saya keasyikan dengan kegiatan membaca tersebut. Berbagai ilmu dan pengetahuan ternyata bisa ditemukan dengan meluangkan waktu sejenak untuk membaca. Saya sampai berjanji pada diri sendiri, kelak jika punya anak nanti akan saya jejali dengan berbagai buku agar ia mencintai buku dan gila baca pula seperti saya.

Saat masih berseragam sekolah, bisanya saya meminjam buku ke sana-sini demi memuaskan nafsu membaca. Mulai dari buku milik teman, milik tetangga, milik perpustakaan, dan buku milik kakak pun bisa saya baca. Favorit saya kala itu adalah membaca komik Conan dan novelet Ghostbumps. Namun setelah bekerja, akhirnya saya bisa mengoleksi dan membeli buku dengan uang saya sendiri.

Pada era internet ini berbagai informasi yang bermanfaat dapat dengan mudah kita temui. Artikel-artikel yang menarik minat pun dapat kita baca tanpa perlu mengeluarkan uang untuk memperolehnya. Apalagi telah ada pula Kompasiana yang mewadahi warga netizen untuk menelurkan tulisan yang berguna untuk para pembacanya. Sudah tak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak membaca, sepertinya.

[caption id="attachment_350041" align="aligncenter" width="322" caption="Koleksi Buku Di Kamar, Masih Sedikit. :( (Dok. Pribadi)"]

1414366394193019296

[/caption]

Tak hanya bisa keluar negeri saja, dengan membaca pun kita bisa berkenalan dengan tokoh-tokoh ternama dunia. Baik tokoh yang sudah tenar maupun tokoh yang belum dikenal, kita bisa menelusuri kepribadiannya, pemikirannya, riwayat hidupnya, serta peninggalan-peninggalan sang tokoh jika mereka telah tiada.

Saya bisa mengetahui riwayat hidup Einstein, siapa istrinya, berapa anak-anaknya, apa pekerjaannya sebelum meraih penghargaan nobel dan banyak lagi dengan membaca biografinya. Kisah cinta Habibie dan Ainun adalah salah satu favorit saya. Mata saya terbuka lebar-lebar dengan membaca buku Ngawur Karena Benar milik Presiden Jancuker, Sudjiwo Tedjo. Dan, meski Nietzsche pernah berkata kalau Tuhan telah mati, saya bisa mengerti dan memahami apa sesungguhnya arti dibalik filsafatnya tersebut.

[caption id="attachment_350042" align="aligncenter" width="441" caption="Berkenalan Dengan Tokoh Dunia Melalui Majalah (Dok. Pribadi)"]

1414366488807999382

[/caption]

[caption id="attachment_350044" align="aligncenter" width="448" caption="Berkenalan Dengan Tokoh Dunia Melalui Buku (Dok. Pribadi)"]

14143667361035325864

[/caption]

Dari sekian buku yang pernah saya baca, karya-karya yang berkisah tentang orang Indonesia adalah yang paling saya suka. Mereka begitu gigih dalam menggapai cita-cita. Seperti tak mengenal arti keterbatasan, anak-anak Indonesia selalu memiliki cara untuk mecapai segala asa dan harapannya. Tetralogi Laskar Pelangi, Trilogi Negeri 5 Menara, Dwilogi Anak-anak Merapi adalah beberapa contohnya. Buku-buku tersebut begitu menginspirasi dan membuat saya pribadi semakin mencintai negeri ini. Bila tak percaya, coba saja baca buku-buku yang saya sebutkan tadi. Niscaya, akan tumbuh rasa semangat dalam diri dan percaya kalau Indonesia adalah negara yang memiliki berjuta-juta potensi.

Itulah yang saya dapatkan dengan membaca. Mulai dari menjelajahi dunia, mengenal tokoh-tokoh ternama, sampai mendapatkan inspirasi serta semakin mencintai negeri kita Indonesia. Salah besar jika kegiatan membaca adalah suatu hal yang sia-sia. Huruf-huruf yang membentuk kata; kata-kata yang membentuk kalimat; kalimat-kalimat yang membentuk paragraf; dan paragraf-paragraf yang membentuk sebuah bacaan bisa membawa siapapun berkelana dan berkeliling ke seluruh penjuru dunia. Rugi rasanya jika tak membaca di sela-sela waktu luang kita.



"Read as much as you possibly can. Nothing will help you as much as reading."

- J.K. ROWLING




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline