"Saya pasti akan menanggung Dara dan anak saya."
Itulah kalimat yang diucapkan Bima (Angga Yunanda) dengan suara yang bergetar. Bergetar karena ia tahu bahwa ia sudah melakukan kesalahan yang fatal. Sebuah kesalahan yang mencoreng nama baik keluarganya, sekaligus "merenggut" impian pacarnya, Dara (Adhisty Zara).
Di usianya yang terbilang masih remaja, Bima sepertinya sudah tahu akibat dari kesalahan yang bakal ditanggungnya. Menghamili pacarnya (yang juga teman SMA-nya) jelas merupakan kesalahan yang akan terus disesalinya seumur hidup.
Namun demikian, ia paham bahwa penyesalan tersebut tidak akan memperbaiki keadaan. Bagaimana pun, sebagai lelaki, ia mesti bertanggung jawab atas perbuatannya. Semuanya demi keluarganya, demi Dara, dan, terlebih demi calon anaknya.
Keberanian tersebut tentu tidak muncul begitu saja di hati Bima. Sebab, awalnya, begitu tahu Dara hamil, ia sempat kalut, bingung, dan galau. Maklum, ia takut bahwa kabar itu kelak bakal jadi aib bagi keluarga.
Oleh sebab itu, sebelum berita itu diketahui orang lain, maka ia kemudian membujuk Dara untuk melakukan aborsi. Ia berpikir bahwa aborsi adalah solusi termudah untuk masalahnya.
Namun, Dara ternyata menolak. "Aku juga bingung, Bim. Tapi, aku gak bisa melakukan ini (aborsi)," kata Dara sambil berlinang air mata.
Alhasil, mereka kemudian berupaya menyembunyikan kehamilan tersebut serapat mungkin. Mereka berharap, sampai mereka lulus sekolah, tak ada seorangpun yang mengetahui hal tersebut.
Meski begitu, serapi apapun upaya mereka untuk menutupi kenyataan itu, pada akhirnya, semua terkuak.
Sialnya, waktu dan tempatnya justru keliru. Sebab, rahasia itu malah terbongkar di sekolah! Persoalan itu tentu tambah runyam, terlebih setelah Dara dikeluarkan dari sekolah dan seisi sekolah jadi tahu cerita memalukan tersebut!