Pada minggu kemarin, seorang teman mengaku "menyesal" karena batal membeli saham IPO Bukalapak. Padahal, jauh sebelum tersiar kabar bahwa Bukalapak bakal melakukan IPO pada tahun 2021, ia sudah memendam keinginan yang kuat untuk menjadi salah satu pemegang saham dari perusahaan teknologi.
Alasannya? Karena perusahaan teknologi mempunyai masa depan yang terbilang "cerah". Buktinya, mayoritas bursa top dunia umumnya kini dikuasai oleh perusahaan teknologi.
Alhasil, jika mempunyai saham tersebut secuil saja, dan kemudian "tidur" tanpa melakukan apapun, maka harga sahamnya bakal bertumbuh dengan sendirinya dalam jangka panjang, hingga akhirnya membawa kesejahteraan bagi pemegangnya.
Namun, sayangnya, karena satu dan lain hal, ia batal membeli saham IPO Bukalapak. Hal ini tentu disayangkan, mengingat IPO Bukalapak terbilang sukses! Disebut demikian karena Bukalapak berhasil memecahkan rekor IPO terbesar, yang selama ini dipegang oleh Adaro. Dalam hajatan prestisius tersebut, Bukalapak sukses menghimpun dana sebesar 22 triliun, jauh melampaui rekor yang ditorehkan oleh Adaro, yakni sebesar 12 triliun rupiah pada tahun 2008 silam.
Kesuksesan lain yang juga perlu dicatat ialah animo masyarakat yang tergolong tinggi terhadap saham Bukalapak. Buktinya, begitu listing pada hari Jumat kemarin, saham Bukalapak langsung melejit 24% alias Auto Reject Atas.
Kenaikan tadi bukan mustahil bakal berlanjut dalam beberapa pekan ke depan. Jadi, bagi investor yang beruntung mendapatkan jatah saham IPO Bukalapak, potensi cuan lebih dari 50% bukanlah sekadar angan-angan!
Meskipun teman saya melewatkan peluang tersebut, saya coba sedikit menghiburnya. Tenang saja, kata saya, nanti juga bakal ada IPO perusahaan Unicorn lainnya. Tentu saja kata-kata tadi bukan basa-basi semata. Saya kira, peluang perusahaan teknologi lain untuk mengikuti jejak Bukalapak masih terbuka lebar.
Terlebih lagi, Indonesia kini mempunyai beberapa perusahaan Unicorn, macam GoTo, Traveloka, dan sebagainya, yang disebut-sebut siap melangsungkan IPO dalam waktu dekat.
Alhasil, kalaupun sekarang belum bisa mempunyai saham Bukalapak, maka masih ada perusahaan lain, yang bisa dibeli sahamnya begitu mereka semua listing di pasar saham suatu hari nanti.