Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Inilah "Jari Sakti" Elon Musk yang Sanggup Menggoyang Pasar Bitcoin

Diperbarui: 17 Mei 2021   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elon Musk bos perusahaan Tesla dan SpaceX| Sumber: AFP PHOTO/BRITTA PEDERSEN via Kompas.com

Sewaktu masih menjadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikenal mempunyai "jari sakti". Disebut demikian lantaran komentar yang ditulisnya di media sosial kerap menimbulkan "kegaduhan", khususnya di pasar saham. Alhasil, setiap ia mem-posting komentar yang bernada negatif, maka pasar saham langsung jadi bergolak.

Sayangnya, "kesaktian" tadi tidak bertahan lama. Setelah lengser dari kursi presiden, jari-jemari Trump seolah-olah kehilangan "kesaktian"-nya. Semua postingannya kini tidak lagi berpengaruh apapun. (Informasi terkait "jari sakti" Donald Trump bisa dibaca di artikel "Efek "Jari Sakti" yang Sanggup Menggoyang Ekonomi")

Walau begitu, bukan berarti tidak ada orang lain, yang sanggup menandingi "jari sakti" Trump. Sebab, kini terdapat seorang miliarder yang juga memiliki "jari sakti" seperti Trump. Orang tersebut tak lain dan tak bukan ialah Elon Musk.

Musk adalah bos dari dua perusahaan teknologi ternama asal Amerika Serikat, yakni Tesla dan SpaceX. Ia merupakan seorang yang "eksentrik". Disebut demikian, karena ia menciptakan sebuah produk yang "melampaui" zamannya. 

Buktinya, ia berani mendirikan Tesla Motors pada awal tahun 2000-an meskipun pada waktu itu, tren mobil listrik belum "sedahsyat" hari ini.

Elon Musk/ Sumber: https://www.cnnindonesia.com

Musk juga berani merintis SpaceX yang memproduksi roket, yang bisa meluncur ke ruang angkasa dan kemudian kembali ke bumi. Lewat SpaceX, ia bahkan bermimpi membangun sebuah koloni bagi manusia di Mars. Sebuah gagasan yang terkesan eksentrik, bukan?

Keeksentrikan Musk tak cuma terlihat dari perusahaan teknologinya, tapi juga perilaku investasinya. Beberapa bulan lalu, melalui Tesla, Musk menghabiskan uang triliunan rupiah untuk meraup Bitcoin. (Informasi terkait investasi Bitcoin oleh Tesla bisa dibaca di artikel "2021 adalah Tahun "Keemasan" Bitcoin Cs?")

Awalnya Musk berniat mengembalikan Bitcoin sebagai alat tukar dengan cara membolehkan banyak orang untuk membeli mobil Tesla dengan Bitcoin. Namun, belakangan, niatan ini ditangguhkan lantaran ia tidak ingin kegandrungan masyarakat terhadap Bitcoin malah menyebabkan persoalan lingkungan.

Maklum, selain dengan cara dibeli secara langsung, Bitcoin juga bisa diperoleh dengan cara menambang atau "minning". Kegiatan ini membutuhkan bantuan superkomputer, yang operasionalnya jelas menghabiskan begitu banyak listrik.

Alhasil, jika kebutuhan listrik melonjak karena masyarakat "kesurupan" melakukan minning Bitcoin, maka penggunaan batubara juga bakal meningkat dan hal inilah yang bakal memperparah pencemaran udara, mengingat pembangkit listrik berbahan batubara menghasilkan polusi yang begitu merusak lingkungan.

Peralatan Minning Bitcoin/ Sumber: https://inet.detik.com

Musk tentu saja tidak ingin hal itu terjadi. Sebab, hal itu "berseberangan" dengan salah satu visinya untuk menciptakan produk teknologi yang ramah lingkungan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline