Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Sudah Naik 300% dalam Setahun, Harga Saham BRI Syariah Masih "Murah"?

Diperbarui: 21 Oktober 2020   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bank BRI Syariah/ PT BRI Syariah Tbk (BRIS). Foto: Perseroan.

Sejak berita merger perbankan syariah resmi diumumkan beberapa waktu yang lalu, kenaikan harga saham BRI Syariah (BRIS) begitu sukar "dibendung". Saat tulisan ini dibuat, saham BRIS sudah menyentuh level 1400-an. 

Angka ini pun masih bisa berubah mengingat investor terus menunggu kabar terbaru tentang skema merger yang akan diambil pemerintah. Andaikan sesuai dengan harapan investor, maka bukan mustahil, harga sahamnya bakal terus menanjak, hingga melampaui level tertingginya di angka 1690!

Pergerakan saham BRIS pada 20 Oktober 2020/ sumber: dokpri

Hal ini bisa terjadi lantaran BRIS terpilih sebagai "survival" dalam aksi merger tersebut, sehingga seluruh aset yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri akan dilebur di dalamnya. 

Peleburan ini tentu saja akan meningkatkan jumlah aset yang dimiliki oleh BRIS, sehingga wajar kalau investor kemudian beramai-ramai "mengangkat" harga sahamnya supaya sesuai dengan nilai aset yang kelak dimiliki pascamerger.

Sehubungan dengan harga wajar saham BRIS, sampai saat ini memang belum ada kejelasan, mengingat pemerintah belum mengumumkan skema merger yang bakal dilaksanakan. 

Alhasil, investor pun belum mengetahui jumlah saham baru yang akan diterbitkan untuk merger tersebut, serta keterangan lain, yang mungkin saja memengaruhi penilaian harga wajarnya setelah merger. 

Meski begitu, bukan berarti, kita tidak bisa membuat hitungan kasar atas harga saham tersebut. Hitungan tadi bisa dilakukan dengan menjumlahkan data berupa nilai aset, jumlah ekuitas, pendapatan, dan laba dari masing-masing bank. 

Semua data itu dapat diambil dari laporan keuangan yang dimuat di situs bank BRI Syariah, bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Untuk menghitung harga wajarnya, saya menggunakan laporan keuangan bulan Agustus. Dari situ, saya mendapati bahwa di antara ketiga bank yang bakal dimerger, ternyata Bank Syariah Mandiri-lah yang memiliki aset yang paling besar, yakni 112 triliun Rupiah, disusul oleh BRI Syariah sebesar 51 triliun Rupiah dan BNI Syariah sebesar 49 triliun Rupiah. Alhasil, kalau semua asetnya ditotal, maka hasilnya adalah 213 triliun Rupiah!

Sementara itu, dari sisi ekuitas (modal)-nya, urutannya pun hampir sama. Bank Syariah Mandiri mempunyai nilai ekuitas yang paling banyak, yaitu sebesar 10 triliun Rupiah, berikutnya BNI Syariah dan BRI Syariah masing-masing sebesar 5 triliun, sehingga total ekuitasnya mencapai 20 triliun Rupiah. Dengan ekuitas sebesar itu, setelah dimerger, maka leburan ketiga bank tadi akan termasuk sebagai bank BUKU III.

Dari situ sebetulnya kita sudah bisa "meraba" nilai wajar sahamnya. Proses perhitungannya sederhana saja. Kita dapat menggunakan Nilai Buku (Book Value). Nilai Buku diperoleh dengan membagi antara jumlah ekuitas dan jumlah saham.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline