Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Parno di Lantai Bursa, dari "Drama" Perang Minyak hingga "Teror" Virus Corona

Diperbarui: 14 Maret 2020   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Corona/ sumber: https://www.kompas.com/global/read/2020/03/11/135923070/rs-di-jerman-kembangkan-layanan-drive-through-bagi-suspect-virus-corona?page=all

Sepanjang pekan ini, bursa saham di tanah air terus mendapat "guyuran" sentimen negatif. Hal ini terlihat sejak hari pertama perdagangan. Pada hari Senin (9/3) saja, IHSG sudah terperosok hingga 6,58%!

Pemicunya adalah ketidaksepakatan pembatasan jumlah produksi minyak antara Arab Saudi dan Rusia. Sebagai produsen minyak terbesar di dunia, kedua negara ini ternyata kurang begitu "akur" dalam menentukan kebijakan produksi.

Arab Saudi sebetulnya ingin memangkas jumlah produksi minyak sebesar 600 ribu barel per hari. Hal ini dilakukan untuk meredam penurunan harga minyak yang terjadi sejak dunia terpapar Virus Corona.

Akibat "teror" Virus Corona, permintaan atas minyak memang berkurang karena sejumlah pabrik dan perusahaan transportasi berhenti beroperasi. Hasilnya tentu sudah bisa ditebak. Sejak akhir tahun 2019, harga minyak terus merosot ke level yang cukup mengkhawatirkan.

Untuk mencegah kejatuhan harga yang semakin dalam, Arab Saudi dan sejumlah negara yang tergabung di dalam OPEC berkomitmen memangkas produksi minyak untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran.

Sayangnya, komitmen ini kurang mendapat tanggapan yang positif dari negara lain di luar OPEC, seperti Rusia. Rusia ternyata ogah "menggunting" jumlah produksi minyak. Rusia tampaknya mempunyai pertimbangan tertentu, sehingga memutuskan tetap memproduksi minyak dalam kapasitas normal.

Hal ini kemudian memicu konflik. Arab Saudi langsung merespon sikap Rusia dengan menaikkan jumlah produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari terhitung pada April 2020. Sontak, hal ini menyebabkan harga minyak dunia langsung terjun bebas hingga 27%!

Kejatuhan harga minyak sedalam itu akhirnya "menyeret" laju IHSG. Saham-saham yang berhubungan dengan pergerakan harga minyak pun "bergelimpangan".

Sebut saja saham Medco yang harganya jeblok hingga 19% dan Elnusa 12%. Pada hari itu, IHSG ditutup dengan penuh kegetiran!

Beberapa hari kemudian, IHSG lagi-lagi mengalami tekanan yang kuat. Tekanan ini berasal dari berita bahwa WHO menyatakan wabah Virus Corona sebagai pandemi.

Kabar ini jelas membikin pasar tambah "parno" (paranoid). Kekhawatiran yang berlebih atas dampak negatif penyebaran Virus Corona terhadap pertumbuhan ekonomi kemudian semakin "menenggelamkan" IHSG. Alhasil, pada hari Kamis (12/3), IHSG ditutup turun 5% ke angka 4895!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline