Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Seperti Bisnis, Juventus Perlu "Mendiversifikasi" Ronaldo?

Diperbarui: 19 Februari 2020   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cristiano Ronaldo (sumber: https://www.goal.com/en-us/news/ronaldo-rested-for-juventus-brescia-serie-a-clash/hwbkel8vei713mkmqn8ga1ys)

Hasil Liga Italia: Tanpa Ronaldo, Juventus Vs Brescia 2-0

Demikian judul artikel yang saya baca di situs tempo.co. Sebetulnya tak ada yang aneh dengan judul tersebut. Semuanya tampak wajar-wajar saja.

Namun, kalau kita mencermati lebih dalam, judul tersebut seolah menekankan suatu hal. Bahwa Cristiano Ronaldo mempunyai peran yang sangat vital bagi Juventus, sehingga kemenangan yang diraih Juventus tanpa peran Ronaldo adalah sebuah fenomena yang luar biasa!

Hal ini tidak terlalu berlebihan mengingat Ronaldo adalah "mesin gol" yang sangat subur bagi Juventus. Pada musim ini saja, mantan pemain Real Madrid tersebut telah menyumbang 20 gol dalam 24 pertandingan yang dilakoninya bersama Juve. Dengan torehan tersebut, jangan heran, kalau kehadiran Ronaldo selalu ditunggu-tunggu. Tanpa Ronaldo, permainan yang diusung juve seolah menjadi begitu "kering".

Hal tersebut membikin Juve terlihat sangat bergantung pada Ronaldo. Sebetulnya kondisi ini boleh dibilang tidak sehat untuk sebuah tim. Sebab, kalau Ronaldo mengalami cedera panjang, sementara tidak ada pemain yang bisa menggantikan perannya, produktivitas gol yang dicetak klub bisa menurun tajam.

Untuk mencegah peristiwa tersebut, pelatih sebaiknya tidak terlalu bergantung pada satu pemain, dan lebih memberi kesempatan kepada pemain lagi, sehingga kekuatan tim menjadi lebih merata.

Dalam dunia bisnis, hal ini disebut sebagai diversifikasi. Diversivikasi dilakukan dengan cara menyebar portofolio ke beberapa sektor yang berbeda. Tujuannya untuk meminimalkan risiko. Kalau satu sektor terhantam krisis, masih ada sektor lain yang bisa mem-backup kerugian yang diakibatkan krisis tadi.

Ada sejumlah perusahaan yang telah melakukan diversifikasi. Sebut saja Astra Internasional. Awalnya kita mengenal Astra sebagai perusahaan otomotif. Perusahaan yang didirikan oleh William Soerjadjaya ini memproduksi dan mendistribusikan beragam jenis kendaraan, seperti mobil, motor, dan alat berat.

Seiring berjalannya waktu, manajemen Astra kemudian melakukan diversifikasi dengan memasuki sektor usaha lain. Selain bisa mengantisipasi penurunan tren industri otomotif pada masa depan, keputusan ini dianggap mampu mengembangkan usaha.

Astra kemudian merambah sektor usaha yang dinilai potensial, seperti tambang batubara, perkebunan kelapa sawit, hingga yang teranyar properti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline