Setelah disebut bisa menyembuhkan kanker, nama Pohon Bajakah mendadak viral. Sejumlah media cetak dan elektronik beramai-ramai mengulasnya. Hal itu wajar terjadi.
Sebab, pohon yang kabarnya hanya tumbuh alami di Hutan Kalimantan Tengah ini dinilai mampu menjadi "temuan besar" bagi dunia medis, terutama untuk pengobatan penyakit kanker.
Penemuan pohon tersebut bermula dari penelitian ilmiah yang dilakukan Siswa SMAN 2 Palangkaraya, yakni Yazid, Aysa Aurealya Maharani, dan Anggina Rafitri. Ide penelitian itu tercetus dari pernyataan Yazid bahwa ada Pohon Bajakah di Kalimantan Tengah yang mampu menyembuhkan sel kanker.
Tanaman tersebut sudah sering dipakai oleh keluarganya untuk pengobatan.
Berbekal dari informasi tersebut, ketiga siswa itu kemudian melakukan penelitian terhadap Pohon Bajakah. Di bawah bimbingan Ibu Herlina, mereka kemudian menemukan bahwa tanaman tersebut mengandung sejumlah senyawa antioksidan, yang bisa melawan sel kanker.
Penemuan tadi kemudian ditindaklanjuti oleh Universitas Lambung Mangkurat. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui tanaman tersebut mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di antaranya, saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, dan alkonoid.
Meskipun memiliki khasiat yang baik, Pohon Bajakah sulit dibudidayakan. Pohon ini konon hanya bisa tumbuh di pedalaman hutan di Kalimantan Tengah. Walaupun mempunyai batang yang kuat, sejatinya, pohon ini tidak bisa berdiri sendiri.
Pohon ini merambat di dahan tanaman lain. Pohon ini juga tidak membutuhkan banyak asupan sinar matahari. Pohon ini tumbuh subur di hutan yang minim cahaya.
Demi keamanan, Pohon Bajakah masih dirahasiakan keberadaannya. Dikhawatirkan ada oknum-oknum tertentu yang berniat mengeksploitasi tanaman potensial ini. Sampai sekarang, uji coba terhadap pohon ini masih terus dilakukan.
Andaikan betul bisa membasmi sel kanker, pohon ini dapat membawa harapan baru bagi pengidap kanker di seluruh dunia.
Sejatinya Pohon Bajakah telah ada puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu di hutan Kalimantan Tengah. Hanya saja, dulu pohon ini kurang begitu populer.