Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

KJSA 2019 Berupaya "Mengkloning" Fira Fatmasiefa Baru?

Diperbarui: 23 Juli 2019   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara Launching KJSA 2019 (sumber: dokpri)

Menjadi seorang ilmuwan mungkin tidak pernah terbayang oleh Fira Fatmasiefa, tetapi setelah ia mengikuti Program KALBE Junior Scientist Award (KJSA), semuanya berubah. Di program tersebut, ia mengaku rasa cintanya kepada dunia sains jadi bertambah besar. Dalam usia yang relatif muda, ia telah menemukan passion-nya di dunia sains.

Semua itu bermula tanpa disengaja. Pada awalnya, ia terpikir membikin sebuah produk inovasi setelah melihat suatu masalah yang dialami gurunya. Ia ingat dalam sejumlah kesempatan, guru SD-nya jarang masuk kelas karena sibuk mengurus bayinya yang baru berumur beberapa bulan. Maklum bayinya diketahui sering mengalami iritasi kulit akibat terkena bakteri atau jamur dari popok yang basah.

Hal itu tentu jadi masalah tersendiri untuk gurunya. Kalau telat sedikit mengganti popok, ruam-ruam merah akan muncul di kulit anaknya. Iritasi tadi menyebabkan rasa gatal, dan kemudian membikin si bayi terus rewel sepanjang hari.

Dari permasalahan tadi, Fira kemudian terpikir menciptakan "alarm popok basah". Ide tadi kemudian dilombakan dalam Ajang KJSA 2011. Dengan dibantu adiknya, Fira membikin sebuah popok yang bisa berbunyi ketika basah, sehingga ibu bisa langsung menggantinya sebelum bayinya terkena iritasi.

Tanpa disangka, produk tersebut mendapat apresiasi dari dewan juri. Fira pun keluar sebagai juara, dan pengalaman itu membekas kuat di dalam ingatannya. Jadi, jangan heran jika kemudian ia mantap mengambil jurusan sains di University of California, Berkeley, di Amerika Serikat.

Fira Fatmasiefa menceritakan pengalamannya mengikuti KJSA 2011 (sumber: dokpri)

Keberhasilan Fira tentu sejalan dengan harapan PT Kalbe Farma, Tbk, selaku penyelenggara KJSA. Lewat program itu, Kalbe berharap bisa menumbuhkan minat anak-anak terhadap dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pada masa depan, akan muncul ilmuwan-ilmuwan berkualitas yang bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tema yang diusung kali ini ialah "KJSA 2019 Goes Digital". Tema ini sengaja dipilih untuk menyambut revolusi industri 4.0, yang semuanya serba digital.

KJSA 2019 terbuka untuk siswa SD (kelas 4-5) dan SMP (kelas 7-9) yang punya minat besar terhadap dunia sains. Apabila tertarik ikut, siswa bisa mengirimkan karya sains yang sudah jadi atau masih dalam bentuk rancangan. Nanti karya sains yang diterima akan diproses dan diseleksi oleh para dewan juri.

Ada pun lima dewan juri yang berwenang menyeleksi karya sains tersebut, yakni (1) Prof. DR. Nurul Taufiku Rochman, M. Eng., Ph.D (Profesor Riset Pusat Penelitian Fisika, LIPI); (2) Retno Juni Rochmaningsih, S.Sos. (Kasi Bakat dan Prestasi, Subdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud RI); (3) M. Syachrial Annas (Direktur PPIPTEK, Kemenristekdikti RI); (4) Irzan Raditya (CEO & Co-Founder of Kata.ai); (5) Onno W. Purbo, Ph.D.

Batas waktu pendaftaran KJSA 2019 ialah 15 September 2019. Pendaftaran dilakukan secara daring di situs www.kalbe-KJSA.com.

Dengan adanya KJSA 2019, diharapkan semakin banyak siswa-siswi yang berparisipasi, sehingga ke depannya akan muncul Fira-Fira baru yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara di dunia sains.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline