Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

"Investasi Pendidikan" Lebih Penting daripada "Pendidikan Investasi"?

Diperbarui: 2 Mei 2019   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pendidikan investasi (sumber ilustrasi: https://communityactionprovo.org/wp-content/uploads/2018/11/finantial-education-1080x675.jpg)

Tanggal 2 Mei selalu menghadirkan suatu kesan dan pesan buat saya. Maklum, 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sebagai orang yang lama berkecimpung di dunia pendidikan, saya merasa sudah sepatutnya 2 Mei dirayakan dan disyukuri, terutama bagi mereka-mereka yang pernah "mencicipi" bangku sekolah.

Jika merunut jejak sejarahnya, 2 Mei sengaja dipilih sebagai Hardiknas untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara (2 Mei 1889). Beliau memang berjasa besar meletakkan "fondasi" pendidikan di tanah air. Makanya, jangan heran, kata-kata beliau, yaitu tut wuri handayani, diabadikan menjadi semboyan pendidikan nasional.

Semasa hidupnya, Ki Hajar Dewantara memang gigih memperjuangkan pendidikan. Sebagai wujud perjuangannya, beliau mendirikan Sekolah Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Sekolah itu sengaja dibangun untuk memberdayakan masyarakat setempat sekaligus menghapus diskriminasi pendidikan yang dilakukan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.

ki hajar dewantara (sumber foto: http://cdn2.tstatic.net

Di sekolah sederhana itu, kaum-kaum marjinal yang sebelumnya "dianaktirikan" Pemerintah Kolonial dalam hal pendidikan kemudian punya kesempatan untuk merasakan bangku sekolah. Berkat pendidikan di sekolah tersebut, mereka mendapat banyak hal. Mereka yang tadinya buta huruf jadi bisa membaca. Mereka yang sebelumnya gagap menulis jadi lancar "menuangkan" kata-kata di atas kertas.

Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan punya arti yang dalam. Beliau sadar betul bahwa pendidikan memang tak menjamin kemakmuran hidup seseorang, tetapi membuka kesempatan untuk "memperbaiki" taraf hidup. Tanpa pendidikan yang baik, seseorang akan sulit berkembang, dan kalau itu terjadi, derajat hidupnya susah diangkat. Hidupnya tentu akan begitu-begitu saja tanpa ada perubahan yang berarti.

Maka, Ki Hajar Dewantara mungkin memandang bahwa pendidikan adalah sebuah "investasi" yang penting. Sebagai investasi, hasil yang didapat dari pendidikan memang tidak langsung terlihat.

Butuh waktu bertahun-tahun agar seseorang bisa menikmati "buah" dari pendidikan yang dianyamnya. Kalau waktunya tiba, ia akan menerima semua "hadiah"-nya.

Banyak orang yang hidupnya berubah berkat berinvestasi di pendidikan. Satu di antaranya adalah Andrea Hirata. Yang sudah baca novel atau nonton filmnya tentu kenal Andrea.

Ia adalah seorang penulis novel bestseller Laskar Pelangi. Ia terbilang sukses sebagai penulis karena novelnya telah diterjemahkan lebih dari tiga puluh bahasa, difilmkan, dan diganjar berbagai penghargaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline