Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Bagi Blogger, Foto adalah Sebuah "Aset" Penting

Diperbarui: 13 April 2018   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bagi seorang blogger, foto ialah aset yang penting karena foto tersebut mendukung isi tulisan (sumber: dokpri)

Bagi saya, selembar foto lebih dari sekadar "pemantik kenangan". Saya sebut demikian karena sewaktu saya melihat kembali foto-foto lama, timbul sebuah kenangan, yang membangkitkan emosi tertentunya. Makanya, jangan heran kalau ada orang yang tiba-tiba menjadi "baper" manakala "bernostagia" dengan foto-foto lama miliknya. Apalagi, kalau itu menyangkut soal keluarga, traveling, atau mantan pacar. Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk.

Namun demikian, selembar foto ternyata bisa bermakna lebih dari itu. Selembar foto dapat menjadi "aset" yang berharga, terutama di tangan blogger. Saya menyadari hal itu sewaktu aktif menulis di Kompasiana sekitar setahun yang lalu. Pasalnya, kredibilitas suatu tulisan yang tayang di Kompasiana, satu di antaranya, ternyata diukur berdasarkan dokumentasi yang ditampilkan.

Oleh sebab itu, tulisan-tulisan yang menampilkan foto atau video yang dibuat sendiri oleh penulisnya mempunyai nilai lebih. Tulisan itu menjadi lebih "kuat", lebih "tangguh", dan lebih "bersuara" dalam banyak hal. Setidaknya, itulah satu aspek yang saya pahami saat "berkecimpung" di Kompasiana.

Makanya, sebagai "aset" yang penting, saya merasa perlu menjaganya baik-baik. Jangan sampai "aset" itu lenyap akibat kecerobohan sendiri. Pasalnya, saya sempat nyaris kehilangan "aset" tersebut beberapa kali. Satu di antaranya ialah sewaktu saya aktif mengajar di sekolah sekitar dua tahun yang lalu.

Pada saat itu, sebetulnya saya sering mendokumentasikan kegiatan siswa di sekolah. Misalnya saja, sewaktu saya meminta siswa-siswa saya untuk menampilkan musikalisasi puisi di kelas, saya memotret setiap momen yang mereka lakukan, dari sesi latihan hingga pertunjukan.

Semua itu dilakukan supaya saya mempunyai "bahan". Saya berencana "menjahit" setiap foto tersebut, merajutnya dengan memakai aplikasi, lalu memperlihatkannya di depan kelas. Sekadar iseng saja. Siapa tahu saja setelah lulus, siswa saya bisa menyaksikannya kembali, sekaligus terharu mengenang masa-masa sekolah terdahulu. Cieileee.

Namun, akibat keteledoran saya, yang malas mem-backup data, akhirnya saya kehilangan separuh koleksi foto! Pasalnya, beberapa bulan setelahnya, saya berganti hp. Saya merasa sudah memindahkan semua foto ke laptop. Makanya, semua foto yang tersimpan di hp lama saya hapus, sebab saya berniat memberi hp itu kepada teman yang membutuhkan.

Nah, apesnya, beberapa bulan kemudian, laptop saya eror! Sepertinya virus sudah menyerang sistem. Makanya, kemudian saya datang ke toko komputer untuk instal ulang. Saya sudah meminta si petugas untuk menyelamatkan data di Drive D. Pasalnya, di situlah data-data penting saya "bersemayam".

Namun, setelah instalasi selesai dilakukan dan saya memeriksa isi laptop saya, folder berisi foto itu ternyata lenyap! Saya cuma menemukan beberapa saja. Sisanya sepertinya "bablas" ikut terinstal ulang. Rugi? Jelas. Sebab, saya tak lagi punya kesempatan untuk mengulang peristiwa saat foto itu dibuat. Hiks. Hiks. Hiks.

Oleh sebab itu, saya kemudian "tobat". Saya jadi rajin mem-backup foto-foto dan video yang disimpan di perangkat. Saya mempunyai beberapa "gudang" untuk menyimpan dan menyelamatkan dokumentasi saya.

Satu di antaranya ialah Google Drive. Google Drive dipilih lantaran tablet yang saya pakai menggunakan sistem android. Makanya, sewaktu saya mengakses akun google, secara otomatis, saya bisa menggunakan layanan Google Drive.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline