Sewaktu mengunjungi Big Bad Wolf (BBW) pada hari Jumat kemarin, mata saya tak hanya "terpukau" oleh tumpukan buku di sejumlah meja, tetapi juga "terhipnotis" oleh deretan poster dan lukisan unik yang dipajang di dekat pintu keluar.
Pasalnya, deretan itu menjadi tempat yang cukup banyak disinggahi biarpun tak ada buku di sekitarnya. Di situ ternyata terlihat beberapa pengunjung yang asyik berfoto bersama lantaran tempatnya dinilai sangat instagramable.
Kehadiran spot foto itu jelas menjadi "pembeda" dalam event buku terbesar tersebut. Pasalnya, sewaktu menyambangi pagelaran yang sama pada tahun 2017, saya tidak menemukan spot foto demikian.
Pada saat itu, mata saya hanya "menangkap" beragam buku yang dipajang sampai ke sudut-sudut ruangan, sejumlah tempat makan yang lumayan ramai, dan barisan anteran yang lumayan panjang di meja kasir.
Nyaris tak ada spesial saat itu.
Makanya, kehadiran spot tersebut memberi "warna" tersendiri dalam acara BBW tahun ini. Lantas, mengapa panitia baru menghadirkan konsep demikian pada tahun ini?
Saya berasumsi bahwa panitia sepertinya telah membaca tren di masyarakat urban, yang doyan berfoto di sejumlah lokasi.
Buktinya, sewaktu kita menghadiri beberapa pesta pernikahan, pihak mempelai telah mengonsepkan dekorasi yang intagramable bagi para tamunya. Di beberapa titik, telah tersedia beragam dekorasi yang asyik dijadikan latar berfoto. Di situlah para tamu bebas berfoto mengabadikan hari bahagia kedua mempelai.
Makanya, pada event sebesar BBW, panitia sengaja menambah spot yang intagramable agar pengunjung tak hanya bisa menikmati buku yang ditawarkan, tetapi juga dapat "memuaskan" sedikit kenarsisannya dengan berfoto.
Selain itu, lewat aktivitas seperti itu, secara tersirat, pengunjung juga telah membantu panitia dalam mempromosikan BBW. Pasalnya, semakin banyak pengunjung yang membagikan foto, semakin banyak orang yang tahu dan mungkin tertarik menghadiri acara tersebut. Sebuah "taktik" promosi yang kreatif, kan?
Berdasarkan pengamatan saya, dalam hari kedua pembukaan BBW, pengunjung yang datang sangat banyak. Buktinya, saya harus mengantre sekitar setengah jam di meja kasir! Mungkin itu terjadi lantaran saya datang pada hari libur.