Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Hujan Uang di Kuningan Sekadar Gimik Promosi?

Diperbarui: 1 Maret 2018   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.tribunnews.com

Kemarin sore, seorang teman saya membagikan sebuah video yang menunjukkan "hujan uang" di grup Whatspp. Awalnya, saya mengira bahwa tayangan tersebut hanya sekadar "editan" dan uang yang disebar ialah duit-duitan monopoli. Wkwkwkwkwkwkwkwkwk.

Namun, setelah menyusuri sejumlah situs berita kredibel, aksi sebar uang yang belakangan diketahui terjadi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan itu ternyata benar adanya.

Sebagaimana dilansir dari sejumlah situs, aksi "eksentrik" itu terjadi sekitar pukul 12.30. Pada saat itulah, beberapa orang yang berdiri di ekskavator, dekat baliho aplikasi tertentu, menyebar uang pecahan 2000an-10.000an.

Angin yang bertiup perlahan ikut menerbangkan lembaran uang kertas tersebut. Sontak orang-orang yang berlalu lintas di sekitarnya menepikan kendaraannya, berlari memperebutkan uang tersebut.

Aksi tersebut kemudian menciptakan "gelombang viral" di sejumlah media masa. Buktinya, tak hanya di grup whatsapp, teman-teman sekantor saya juga ramai membicarakannya.

Pasalnya, media massa dan media sosial secara masif menyebarkannya. Makanya, jangan heran kalau aksi itu "bercokol" di daftar trending topic di Google dan Twitter.

Kalau kita merunut beberapa tahun sebelumnya, aksi sebar uang tersebut bukanlah yang pertama kali dilakukan. Saya masih ingat "kehebohan" aksi motivator Tung Desem Waringin, yang menyebarkan uang kertas sebanyak seratus juta rupiah di kawasan Serang, Banten pada tahun 2008.

Kalau dalam aksi kemarin, uang disebar dari atas ekskavator, Tung Desem Waringin malah melakukan hal yang lebih "ekstrem". Ia menyebar uang tersebut dari atas helikopter.

Makanya, kemudian aksi itu menciptakan kehebohan di masyarakat. Bahkan, konon kabarnya, sebanyak 125 media nasional dan mancanegara beramai-ramai memberitakannya. Makanya, jangan heran kalau aksi tersebut masih "dikenang" sampai sekarang.

Lebih dari Sekadar Gimik

Sebetulnya semua aksi tersebut ialah sebuah gimik (penarik perhatian). Dalam suatu wawancara, Tung Desem Waringin mengakui kalau aksi itu dilakukan sebagai upaya promosi buku terbarunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline