Jika diibaratkan sebuah novel cinta, kisah saya dan pengembang perumahan boleh dibilang sering berakhir dengan "sad ending". Pasalnya, saya sudah sering mendapat pengalaman yang "jauh" dari harapan saya sewaktu dulu aktif "berburu" rumah di sejumlah tempat. Makanya, untuk sementara waktu, persoalan tentang rumah adalah topik yang saya hindari.
Namun demikian, persoalan itu sempat "disinggung" sewaktu saya menghadiri "rapat akbar" di kantor pada Jumat sore lalu. Pasalnya, bos saya menyebut bahwa karyawan tetap perusahaan berkesempatan memperoleh KPR yang ditawarkan oleh sebuah bank.
Ternyata bank tersebut mulai "melirik" pekerja kantoran, yang mayoritas berusia di bawah tiga puluhan. Makanya, manajemen bank bersedia bekerja sama dengan manajemen kantor tempat saya bekerja dengan menawarkan setiap karyawan bunga KPR yang rendah dan jangka waktu pelunasan yang panjang bagi kami.
Hal itu akhirnya sedikit-banyak "menyengat" pengalaman saya sewaktu berupaya mencari rumah selama setahun belakangan. Pada saat itu, bersama seorang teman, saya memang getol "menjelajah" sejumlah kawasan di Bekasi untuk berburu rumah.
Semua itu terjadi karena kami punya pikiran yang sama bahwa rumah adalah sebuah kebutuhan yang harus segera dimiliki. Pasalnya, kalau kami menunda memilikinya terlalu lama, harga tanah akan semakin naik dan rumah jelas akan bertambah mahal. Bisa-bisa kami akan sulit mendapat rumah walaupun telah bekerja keras sekian tahun. Hahahahahaha.
Makanya, alih-alih hanya berdiam diri, kamu proaktif mulai "memburu" perumahan. Karena pembangunan mengarah ke kawasan Cibitung dan Cikarang, kami mulai dari kawasan tersebut.
Namun, sayangnya, setelah mendatangi sejumlah perumahan, kami hanya bisa "mengelus dada". Pasalnya, rumah yang ditawarkan dipatok pada kisaran harga 400 jutaan, tidak cocok dengan kantong kami.
Dari situlah kami menyadari bahwa ternyata mencari rumah itu cukup "sulit", layaknya menumukan soulmate. Cieileeee.
Menyerah? Jelas belum. Walaupun harapan kami "bentrok" dengan kenyataan yang ada, kami terus berupaya. Lebih tepatnya, kami selalu merasa "penasaran". Makanya, kami terus membuka mata dan telinga terhadap semua informasi tentang rumah murah.
Kesempatan itu datang juga ketika ada sebuah pesta KPR di kawasan JCC pada bulan Agustus lalu. Itu adalah sebuah "kesempatan emas" yang harus kami manfaatkan. Pasalnya, pada acara itu, berkumpul sejumlah pengembang yang menawarkan produknya.
Betul saja. Sewaktu kami datang mengunjungi pameran itu, sejumlah sales properti langsung "membombardir" kami dengan lusinan brosur rumah dan apartemen yang terletak di sejumlah lokasi. Di situ, kami juga melihat banyak stan pengembang yang menampilkan gambar dan maket hunian yang dibangun.