Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Tiga "Warisan" Untuk Saya dari dr. Ryan Thamrin

Diperbarui: 4 Agustus 2017   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: www.wartakota.com

Pagi tadi saya agak kaget mendengar kabar bahwa dokter Ryan Thamrin, yang sempat menjadi pemandu acara Dr. OZ Indonesia, meninggal dunia dalam usia yang relatif masih muda, 39 tahun. Penyebabnya? Masih simpang-siur.

Namun, berdasarkan sejumlah artikel yang saya telusuri, dokter yang punya tinggi badan 187 cm itu diduga jatuh di kamar mandi. Entah karena terkena serangan jantung atau stroke atau penyakit "silent killer" lainnya, tak lama kemudian, dia dinyatakan wafat di Pekanbaru, Riau.

Sejumlah orang tentu turut merasa kehilangan atas kejadian tersebut, termasuk saya yang dulu sering menyaksikan acara Dr. OZ Indonesia yang dibawakannya. Lewat acara itu, saya bisa menambah wawasan tentang kesehatan dan pola hidup yang baik.

Ada sejumlah "warisan" berupa info kesehatan yang sempat saya terima dari dokter Ryan. Di antaranya ialah info tentang kebiasaan konsumsi makan mie instan yang sering dicampur nasi.

Dulunya, saya memang sering makan mie instan dengan tambahan nasi. Maklum saja, kalau makan apapun tanpa nasi, itu bukanlah "makan" namanya.  Makanya, setiap makan mie instan, saya sering juga menambahkan sepiring rasi dan sejumlah lauk lainnya.

Namun, pada suatu episode Dr. OZ, dokter Ryan menjelaskan kalau hal itu ternyata dapat membahayakan kesehatan. Semua itu bisa terjadi karena kita mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat.

Akibatnya, kadar gula yang terkandung di dalam nasi dan di dalam mie instan akan menumpuk memenuhi tubuh. Apabila terus terjadi dalam waktu yang lama, tubuh berisiko terserang diabetes militus tipe 2.

Setelah mendengar penjelasan demikian, saya menjadi agak sadar. Ya, hanya sekadar "sadar", belum "insyaf" betul. Hehehehehehe. Makanya, sampai sekarang saya masih "hobi" makan mie instan dicampur nasi.

Namun demikian, takaran nasi yang saya konsumsi sudah jauh berkurang. Jika biasanya sepiring penuh, kini saya hanya makan nasi setengah piring saja. Sisanya "dilengkapi" lewat mie instan. Hehehehehe.

Kemudian, saya juga sering menambahkan sayuran dan daging untuk memperkaya asupan protein dan lemak. Jadi, kadar karbohidrat yang masuk ke tubuh dapat diimbangi dengan asupan lainnya.

"Warisan" lainnya yang masih "nyangkut" di tempurung kepala saya ialah kebiasaan mengonsumsi buah. Saya senang makan jeruk dan semangka. Saya biasanya melahapnya setelah makan besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline