Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Hindari Risiko Terdampak Banjir dengan Aplikasi Petabencana

Diperbarui: 4 Mei 2017   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bencana banjir sering menghantui masyarakat sewaktu datangnya musim hujan (http://oketekno.com)

Ini bukan tanda perubahan iklim, tapi tanda perubahan Jakarta: hujan tak lagi menyegarkan, tapi menakutkan.

Itu adalah sebuah kicauan yang ditulis sastrawan Goenawan Mohamad di akun twitternya. Biarpun sudah disampaikan bertahun-tahun yang lalu, pesan yang terdapat di dalamnya masih terasa relevan. Apalagi, jika kita melihat berita seputar banjir yang berseliweran di stasiun televisi.

Persoalan banjir memang menjadi “cerita klasik” yang terus saja digaungkan setiap tahunnya, terutama sewaktu kita memasuki musim hujan seperti sekarang ini. Jalanan yang tergenang, rumah yang terbenam, dan sungai yang terus meluap adalah sejumlah cerita yang menjadi “menu utama” di pelbagai pemberitaan.

Untuk mengatasi permasalahan banjir, pelbagai upaya tentu sudah dilakukan baik oleh swadaya masyarakat maupun pemerintah setempat. Sebut saja, upaya yang dilakukan siswa-siswi SMP Negeri 1 Lumbang yang membuat puluhan lubang biopori. Selain membikin resapan air, kegiatan itu juga bertujuan mengedukasi para pelajar supaya lebih mencintai, menjaga, dan melestarikan lingkungan sejak masih dini.

Sementara itu, pemerintah juga telah melakukan sejumlah upaya, seperti menormalisasi aliran sungai, membersihkan gorong-gorong, atau membuat sejumlah codetan sungai. Sebut saja upaya Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung, sewaktu membikin tol air. Upaya itu menjadi sebuah langkah kreatif untuk meminimalkan banjir yang terjadi di Bandung, biapun dalam kenyataannya, masih sempat terjadi banjir akibat volume air yang masuk di luar prediksi.

Selain itu, kini juga telah muncul sejumlah aplikasi untuk mengantisipasi banjir. Sebut saja petabencana.id. Petabencana.id adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Massacusetts Institute of Technology (MIT).

aplikasi petabencana.id tak hanya memberi informasi tentang lokasi banjir, tapi juga menghubungkan penggunanya dengan pengguna lainnya (http://indopos.co.id)

Sekilas aplikasi tersebut mirip dengan media sosial, yang dapat diakses secara gratis. Dengan memakai aplikasi itu, kita bisa melaporkan bencana banjir yang terjadi secara real time.

Laporan itu kemudian akan diverifikasi dan disebarkan lewat peta publik. Selanjutnya, masyarakat lain dapat mengetahui titik-titik mana saja yang terdampak banjir, sehingga bantuan bisa segera disalurkan.

BNPB menargetkan bahwa sebanyak 50 juta pengguna akan memakai aplikasi itu. Namun demikian, lantaran masih baru, saat ini, BNPB lebih memfokuskan pengguna yang tersebar di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tanggerang, Bandung, dan Surabaya.

Selain itu, aplikasi lainnya yang juga penting untuk mengatasi banjir adalah TERRA. TERRA (Telkomsel Emergency Response and Recovery Activity) adalah aplikasi yang dibuat oleh Telkomsel. Berbeda dengan petabencana.id, TERRA bertujuan membantu operasional lapangan para relawan dalam melakukan evakuasi dan pemulihan pasca bencana.

aplikasi terra sudah digunakan sewaktu petugas menangani banjir garut (http://liputan6.com)

Aplikasi TERRA menyediakan sejumlah data penting terkait proses tanggap bencana, seperti informasi lokasi kantor pemerintahan daerah setempat, kantor Kepolisian, serta Markas TNI terdekat yang biasanya menjadi lokasi Posko Utama Penanganan Bencana Alam.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline