Di dalam sebuah artikel yang dimuat di laman Time.com, pada tanggal 31 Januari 2017, Tim Bajarin menyampaikan sebuah argumen yang “menyengat” rasa penasaran saya. Ia mengatakan bahwa teknologi keyboard dan mouse sudah memasuki “usia senja”, dan dalam beberapa tahun ke depan, keduanya akan tergantikan oleh teknologi lain.
Sejenak saya tertegun menyerap ide futuristik tersebut. Pikiran saya pun mengawang membayangkan bahwa suatu saat nanti, untuk membuat sebuah tulisan, seperti artikel ini, saya tak perlu lagi menekan tuts-tuts keyboard.
Saya juga tak usah lagi menggeser dan mengeklik mouse untuk mengatur file. Sebab, pada masa depan, bisa saja saya dapat mengendalikan komputer tanpa menyentuhnya sama sekali!
Lantas, bagaimana kita bisa mengoperasikan komputer nantinya? Dengan alat apa kita dapat memindahkan file, menulis pesan, atau sekadar menyetel lagu di komputer?
Jawaban yang bisa ditawarkan Bajarin untuk menjawab pertanyaan itu adalah teknologi virtual reality(vr). Ia menyebut kalau fungsi keyboard dan mouse dalam mengelola program komputer akan digantikan oleh teknologi vr.
Apa yang disampaikan Bajarin bukanlah sekadar asumsi. Opini tersebut telah “disokong” oleh sejumlah data. Bajarin menjelaskan pelbagai data bahwa sejumlah perusahaan teknologi telah “berlomba” mengembangkan teknologi vrsejak beberapa tahun belakangan.
Teknologi itu konon disebut-sebut akan menjadi “andalan” pada masa depan. Makanya, jangan heran kalau perusahaan top, sekelas Google, Facebook, dan Microsoft, rela menggelontorkan banyak dana supaya menjadi perusahaan pertama yang menyempurnakan teknologi tersebut.
Sebut saja Facebook, yang beberapa tahun lalu, sukses mengakusisi perusahaan Oculus. Oculus adalah produsen teknologi vr. Produk teranyarnya adalah Oculus Rift, sebuah kacamata vr yang dilengkapi teknologi termuktahir sehingga sewaktu memakainya, kita seolah merasakan pengalaman yang betul-betul nyata di dunia virtual.
Sewaktu mengambil alih perusahaan itu, bos Facebook, Mark Zuckerberg, mempunyai visi bahwa vr akan menjadi alat komunikasi pada masa depan, yang dapat menghubungkan setiap orang lewat tampilan avatar.
Microsoft pun tak mau kalah dari Facebook. Belum lama ini, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu meluncurkan Hololens. Hololens adalah kacamata yang didesain khusus untuk pengguna virtual reality.
Cara kerjanya pun mirip dengan Oculus Rift, dan Google Glass yang dikeluarkan oleh Google. Lantaran masih termasuk generasi pertama, Hololens masih bisa disempurnakan ke depannya.