Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Akankah Penjualan pada Harbolnas 2016 "Sedahsyat" Hari Jomblo di China?

Diperbarui: 11 Desember 2016   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://pojoksatu.id

Sejumlah perusahaan ecommerce tengah sibuk mempersiapkan diri dalam menyambut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 yang akan berlangsung sejak tanggal 12-14 Desember 2016. Sebut saja Lazada, yang dikabarkan telah mengerahkan 1.650 pegawai untuk membantu merapikan produk pesanan yang akan didistribusikan selama berlangsungnya Harbolnas.

Belum lagi, Bukalapak yang jauh-jauh hari sudah mempromosikan iklan diskon gila-gilaan di televisi. Selain itu, ecommerce yang “dikomandani” oleh Achmad Zaky tersebut juga sudah menambahkan fitur terbaru di situs Bukalapak sehingga pengunjung bisa menawar barang yang dijajakan. Semua itu adalah upaya yang dilakukan perusahaan ecommerce dalam memberikan layanan maksimal bagi setiap calon pembeli.

Harbolnas tahun ini tentunya akan berbeda dengan Harbolnas tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Harbolnas tahun 2015 sempat diwarnai oleh maraknya “diskon palsu”. Banyak pemilik akun di sejumlah situs ecommerce yang menawarkan diskon palsu untuk memikat calon konsumen. Pemilik akun tersebut menaikkan harga barang yang dijual berkali-kali lipat, sebelum memberi diskon di atas 50%.

Hal itu tentunya dikeluhkan oleh konsumen yang merasa “tertipu” oleh praktik diskon tersebut. Praktik itu tentunya tak hanya merugikan si pembeli, tapi juga mencemarkan nama baik si pemilik akun, serta merusak kredibilitas perusahaan ecommerce yang menaunginya.

Untuk mengantisipasi praktik tersebut, sejumlah ecommerce sudah memperbaiki sistem. Sebut saja Bukalapak, yang menerapkan sistem penyaringan, yang mampu mendeteksi kejanggalan harga.

Maka, kalau ada akun yang tiba-tiba pasang harga tinggi dan mencantumkan diskon besar pada Harbolnas, sistem akan memberi laporan dan memfilter akun yang bersangkutan. Dengan demikian, kalau ada “pelapak” yang berbuat curang, semua itu akan langsung terdeteksi oleh sistem.

Penjualan pada Hari Jomblo di China

Angka penjualan pada Harbolnas tahun ini diprediksi akan naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kalau pada Harbolnas tahun 2015 saja penjualan mencapai angka Rp 2,1 triliun, besar kemungkinan tahun ini akan menyentuh angka Rp 4 triliun lebih. Semua itu bisa terwujud lantaran penyelenggara melihat animo masyarakat yang sudah mulai terbangun.

Biarpun terbilang besar, angka penjualan itu sebetulnya masih kalah jauh dari hasil penjualan yang berhasil dibukukan oleh Alibaba pada perayaan Hari Jomblo 2016 yang dirayakan pada tanggal 11 November lalu di China.

New record for worlds biggest shopping day as Alibabas shoppers / https://cdnid.techinasia.com/

Uniknya, Alibaba berhasil melakukan banyak penjualan dalam waktu yang relatif singkat. Hanya dalam waktu 52 detik setelah event itu dibuka, Alibaba sudah mencatat penjualan senilai 146 juta dollar AS (Rp 1,9 triliun). Enam menit kemudian, angka tersebut membengkak jadi 1,46 miliar dollar AS (Rp 19,4 triliun). Pada sesi penutupan, Alibaba sukses mendapat omzet sebanyak Rp 238 triliun. Sebuah penjualan yang fantastis mengingat event itu hanya dilakukan dalam waktu sehari saja!

Mengapa bisa terjadi demikian? Karena pertumbuhan ekonomi di China relatif stabil sejak beberapa tahun belakangan. Pada tahun ini saja ekonomi di China berhasil tumbuh sebesar 6,7%. Biarpun banyak institusi yang menyebut bahwa China mengalami perlambatan laju ekonomi, itu tak berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline