Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Fobia Sekolah

Diperbarui: 18 Juli 2016   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Pemandangan berbeda terlihat di SDN Harapan Baru III & V Bekasi pada awal Tahun Ajaran 2016/2017. Sejumlah orangtua, yang mayoritas ibu-ibu, datang mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah.

Ibu-ibu tersebut tampak duduk-duduk di sekitar ruang kelas tempat anaknya belajar. Sambil menunggu anaknya masuk kelas, ibu-ibu tersebut menghabiskan waktu dengan bersosialisasi dengan orangtua lainnya. Kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak pukul 07.00 WIB tadi.

Kehadiran orangtua di sekolah tentunya menjadi semacam motivasi supaya anak-anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Kehadiran orangtua memberi perasaan aman dan nyaman pada anak dalam berinteraksi di kelas. Hal itu penting dilakukan oleh orangtua terutama kalau anaknya mempunyai sifat pemalu dan tertutup.

Saya ingat pernah mendengar beberapa kasus bahwa anak TK atau SD merasa takut terhadap lingkungan baru. Anak-anak tersebut kemudian menuntut minta pulang kepada pengantarnya pada awal pelajaran lantaran kurang nyaman berada di tempat yang baru dikenalnya. Bahkan, pada beberapa kasus, anak sampai menangis dan menolak kembali ke sekolah keesokan harinya.

Semua itu terjadi lantaran anak belum mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Anak belum siap keluar dari zona nyamannya dan memiliki keberanian untuk mengenal orang-orang yang baru dijumpainya. Oleh sebab itu, anak merasa terasingkan dari sekelilingnya. Apalagi anak tersebut dijauhi teman-teman sekelasnya karena mereka belum mengenalnya atau di-bully oleh anak-anak lainnya.

Fobia Sosial

Ketakutan tersebut tentunya sesuatu yang lumrah terjadi. Namun demikian, apabila ketakutan tersebut terus berlanjut, hal itu tentunya akan menimbulkan masalah baru, yaitu sebuah fobia.

Fobia adalah ketakutan dan kecemasan berlebihan terhadap sesuatu. Carole Wade dan Carol Tavris menyebut beberapa macam fobia, seperti fobia terhadap hewan, fobia terhadap tempat-tempat tinggi (acrophobia), fobia terhadap petir (brontophobia), dan fobia saat berada di ruang tertutup (claustrophobia).

Fobia lainnya adalah fobia sosial, yaitu sebuah kekhawatiran saat berada di tengah khalayak ramai. Fobia tersebut banyak dijumpai pada saat seseorang akan berbicara di depan banyak orang, atau menyanyi di atas panggung. Nah, fobia anak terhadap sekolah bisa dikategorikan sebagai fobia sosial.

Fobia bukanlah penyakit mental yang bersifat permanen. Fobia dapat diatasi dengan menerapkan sejumlah cara. Salah satunya adalah hipnoterapi. Sekarang hipnoterapi sudah menjadi pelengkap pengobatan medis untuk mengatasi persoalan pikiran.

Hipnoterapi telah diterapkan untuk menetralisir trauma pada masa lalu, perilaku impulsif, kecemasan yang akut, dan bahkan kecanduan terhadap zat adiktif. Hipnoterapi pun dapat mengatasi kecemasan anak terhadap sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline