Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Menghemat Kertas di Kantor

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam akun jejaring sosialnya Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyampaikan wacana yang kontroversial. Ia mengisyaratkan akan mengalihformatkan seluruh koran cetak menjadi bentuk digital. Walaupun baru sebatas wacana, ide itu bertujuan mengirit kertas. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak kertas yang dihemat dan lebih banyak pohon yang diselamatkan.

Secara etimologis, kata kertas diserap dari bahasa Arab, yaitu Qirtas, yang kemudian berubah sesuai lafal bahasa Indonesia. Kertas mempunyai sejarah yang panjang. Kertas tercatat sudah digunakan pada 4000 tahun Sebelum Masehi. Namun, bentuknya berupa papirus. Pada tahun 105 Masehi, pembuatan kertas berkembang di Cina. Adalah Cai Lin yang memelopori teknologi dalam pembuatan kertas. Namun, pada masa itu, penggunaan kertas masih terbatas. Sekitar tahun 1453 Johan Gutenberg menciptakan purnarupa mesin cetak. Berkat mesin itu, dunia tulis-menulis mulai berkembang. Orang-orang dapat menerbitkan buku dengan mudah. Itu juga berpengaruh pada pemakaian kertas. Sejak saat itu, kertas menjadi sebuah kebutuhan. Lalu, pabrik kertas yang pertama tercatat berdiri di Meksiko pada 1680. Setelah itu, pabrik-pabrik kertas mulai bermunculan di seluruh dunia. Kualitas kertas pun semakin bertambah baik.

Kertas mempunyai beberapa fungsi. Pada umumnya kertas digunakan untuk mencatat atau mencetak tulisan. Selain itu, kertas juga dipakai untuk membungkus barang, membersihkan kotoran, dan menghias benda.

Di kantor-kantor kertas mempunyai peran yang besar. Walaupun sekarang segalanya serba digital, kantor-kantor masih bergantung pada kertas. Kertas tetap digunakan untuk mencetak dokumen, mencatat memo, dan membungkus surat. Namun, timbul beberapa masalah. Masalah yang paling sering muncul adalah pemborosan kertas.

Pemborosan kertas berarti pemborosan kayu dan air. Sebagaimana diketahui, kertas berasal dari 95% kayu dan 5% air. Jadi, kalau terjadi pemborosan kertas, berarti kita telah menyia-nyiakan pepohonan dan air yang digunakan sebagai bahan baku kertas. Oleh karena itu, kita perlu menggunakan kertas dengan bijak.

Di kantor kita dapat mengirit kertas dengan beberapa cara. Kita dapat menggunakan kertas secara maksimal. Kalau kebijakan kantor membolehkan, kita dapat mencetak kertas secara bolak-balik. Selain itu, gunakan juga printer yang hemat energi. Sekarang sudah tersedia beragam printer yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, kita juga dapat mengurangi pencetakan surat. Surat-surat sedapat mungkin diformat dan dipos secara digital. Ada beberapa keuntungan dalam melakukannya, seperti pengiriman lebih cepat, lebih hemat biaya, dan lebih tepat sasaran.

Kertas-kertas yang sudah tidak dipakai lebih baik didaur ulang. Sejumlah kantor kini sudah menerapkan daur ulang kertas. Jadi, kertas-kertas itu dipilah dan diolah kembali menjadi kertas baru yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.

Untuk menciptakan kantor yang hemat kertas dibutuhkan suatu edukasi. Edukasi itu dilaksanakan secara bertahap. Pada artikel "Menggunakan Poster Hemat Energi di Sekolah", saya menjelaskan cara edukasi hemat energi dengan menggunakan media poster. Silakan Anda membaca artikel itu untuk mendapat informasi yang lebih rinci.

Kertas itu penting. Dalam kehidupan sehari-hari kita telah merasakan manfaatnya yang besar. Namun, bukan berarti kita bebas menggunakannya secara boros. Kita perlu mengingat bahwa dengan menghemat kertas berarti kita juga telah menghemat kayu dan air yang digunakan untuk membuat kertas itu. Kita dapat menghematnya dengan cara-cara yang sederhana seperti menggunakannya secara maksimal, mengubah formatnya, dan mendaur ulangnya. Marilah kita belajar menghemat penggunaan kertas.

10 Oktober 2013

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline